Selasa, 09 Februari 2010

BATUAN PIROKLASTIK




Piroklastik (berasal dari bahasa Yunani, πρ/piro, berarti api, dan κλαστός/klastik, yang berarti rusak) adalah bebatuan klastik yang terbentuk dari material vulkanik. Ketika material vulkanik dikirim dan diolah kembali melalui proses mekanik, seperti dengan air atau angin, bebatuan tersebut disebut vulkaniklastik. Piroklastik biasanya berhubungan dengan aktivitas vulkanik, seperti gaya letusan gunung Krakatau. Piroklastik biasanya dibentukdari abu vulkanik, lapilli dan bom vulkanik yang dikeluarkan dari gunung berapi, bergabung dengan bebatuan di daerah tersebut yang hancur. Aliran piroklastik adalah salah satu hasil letusan gunung berapi yang bergerak dengan cepat dan terdiri dari gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan (diketahui sebagai tefra). Aliran ini dapat bergerak dari gunung berapi dengan kecepatan 700 km/h. Gas dapat mencapai temperatur diatas 1000 derajat Celsius. Berasal terus daripada letusan gunung berapi. Sedimen yang terendap semula ke permulaan bumi ini akan melalui proses pemendapan seperti sedimen klastik lain. Batuan yang terbentuk daripada sedimen gunung berapi  Batuan piroklastik secara umumnya di kelaskan berdasarkan kepada ukuran butiran (seperti batuan terrigenous lain).







UKURAN CLAST
PIROKLAS
NAMA BATUAN
>64mm
Bombs - ejected fluid
Blok - ejected solid
agglomerat
breksi piroklastik
2mm - 64mm
Lapilli
Batu lapilli (lapillistone)
0.06mm - 2mm
Debu (Ash)
Tuf Debu Kasar
<0.06mm
Dush
Tuf Debu Halus

AGGLOMERAT

Agglomerat adalah batuan piroklastik yang berukuran lebih besar daripada 64mm.
Agglomerat terbentuk akibat daripada letupan dan letusan gunung berapi, dan terbentuk berdekapan dengan kawah gunung berapi.  Agglomerat – bulat, berasal daripada volkanik bom
Breksia – bersudut, berasal daripada blok

BATU LAPILI

Lapili adalah batuan piroklastik yang beruikuran lebih 4mm hingga 64mm.
lapilli -- Pea- to walnut-size pyroclasts (2 to
64 mm).
BATU TUF
Batuan tuf merupakan batuan piroklastik yang berukuran kurang daripada 2mm garis pusat. Berdasarkan kehadiran hablur (crystal), litik (lithic) atau kaca/gelas (vitrik), tuf ini boleh dikelaskan kepada:
    • Tuf hablur
    • Tuf vitrik
    • Tuf litik 

 Contoh batuan piroklastik :

Ignimbrit

Porfiry tuff

Volcanic Bomb





Read More

BATUAN METAMORF



 Batuan metamorf adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya atau batuan yang berasal dari batuan induk yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang telah mengalami proses/perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur sebagai akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi, disebut juga protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekananekstrim akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.Batuan metamorf disebut juga batuan Malihan merupakan jenis batuan yang sangat padat dan kedap air. Batuan metamorf dapat terjadi karena adanya lokasi yang bersentuhan atau berdekatan dengan magma yang disebut kontak metamorf atau karena penambahan suhu tinggi (disebut Dinamo Metamorf). Batuan ini berfungsi sebagai batu hias. Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair, dengan temperatur 200oC – 6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan dalam batuan metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi tersebut akan terbentuk kristal-kristal baru, begitupula pada teksturnya. Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.


Contoh batuan endapan yang malih menjadi batuan metamorf. antara lain:
  1. batu pualam atau marmer, berasal dari batu gamping;
  2. sabak atau batu tulis, berasal dari serpih
  3. grafit (bahan pensil), berasal dlari karbon;
  4. kuarsit, berasal dari batu pasir;
  5. antrasit, berasal dari batu bara.
Menurut H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adalah proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fasa padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya. Proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua:

  1. Metamorfosa Lokal
    Jenis ini penyebaran metamorfosanya sangat terbatas hanya beberapa kilometer saja. Termasuk dalam tipe metamorfosa ini adalah:
    • Metamorfosa kontak/thermal
      Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan temperatur yang tinggi, dan biasanya jenis ini ditemukan pada kontak antara tubuh intrusi magma/ekstrusi dengan batuan di sekitarnya dengan lebar 2 – 3 km.
    • Metamorfosa dinamo/dislokasi/kataklastik
      Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Tekanan yang berpengaruh disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis, yang mencakup ke segala arah; dan stress, yang mencakup satu arah saja. Makin dalam ke arah kerak bumi pengaruh tekanan hidrostatika semakin besar. Sedangkan tekanan pada bagian kulit bumi yang dekat dengan permukaan saja, metamorfosa semacam ini biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.  
  2. Metamorfosa Regional
    Tipe metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat mencapai beberapa ribu kilometer. Termasuk dalam tipe ini adalah:
    • Metamorfosa regional/dinamothermal
      Terjadi pada kulit bumi bagian dala, dimana faktor yang mempengaruhi adalah temperatur dan tekanan yang tinggi. Proses ini akan lebih intensif apabila diikuti oleh orogenesa.
    • Metamorfosa beban/burial
      Proses ini tidak ada hubungannya dengan orogenesa dan intrusi, tetapi terjadi pada daerah geosinklin, hingga karena adanya pembebanan sedimen yang tebal di bagian atas, maka lapisan sedimen yang ada di bagian bawah cekungan akan mengalami proses metamorfosa.  

 Contoh Batuan Metamorf
Amfibolit

Sekis Hijau

Eklogit

Gneiss

Sekis Biru

Read More

Korelasi Stratigrafi



Korelasi Stratigrafi

Korelasi stratigrafi pada hakekatnya adalah menghubungkan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan-satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu. Adapun maksud dan tujuan dari korelasi stratigrafi adalah untuk mengetahui persebaran lapisan-lapisan batuan atau satuan-satuan batuan secara lateral, sehingga dengan demikian dapat diperoleh gambaran yang menyeluruh dalam bentuk tiga dimensinya. Berikut ini adalah beberapa contoh korelasi stratigrafi yang umum dilakukan antara lain: (1). Korelasi Litostratigrafi,  (2). Korelasi Biostratigrafi,  (3). Korelasi Kronostratigrafi

1  Korelasi Lithostratigrafi

Korelasi litostratigrafi pada hakekatnya adalah menghubungkan lapisan-lapisan batuan yang mengacu pada kesamaan jenis litologinya. Catatan: Satu lapis batuan adalah satu satuan waktu pengendapan.

   
Gambar 8.14  Korelasi litostratigrafi antara batugamping pada kolom “A“ dan batugamping pada kolom “B”

       Contoh: Korelasi Litostratigrafi



   Prosedur dan penjelasan:

1.     Korelasi dimulai dari bagian bawah dengan melihat litologi yang sama.
2.     Korelasikan/hubungkan titik-titik lapisan batuan yang memiliki jenis litologi yang sama (Pada gambar diwakili oleh garis warna hitam).
3.     Konglomerat pada Sumur-1 dikorelasikan dengan konglomerat pada Sumur-2, demikian juga antara batupasir dan batugamping di Sumur-1 dengan batupasir dan batugamping dan lempung di Sumur-2.
4.     Sebaran breksi di Sumur-1 ke arah Sumur-2 menunjukkan adanya  pembajian.
5.     Kemudian dilanjutkan antara napal dan lempung di Sumur-1 dengan napal dan lempung di Sumur-2.


2  Korelasi Biostratigrafi

Korelasi biostratigrafi adalah menghubungkan lapisan-lapisan batuan didasarkan atas kesamaan kandungan dan penyebaran fosil yang terdapat di dalam batuan. Dalam korelasi biostratigrafi dapat terjadi jenis batuan yang berbeda memiliki kandungan fosil yang sama.  



                                                                                            
Gambar 8.15 Korelasi litostratigrafi antara batuserpih dengan batuserpih yang mengandung fosil yang sama berumur “Ordovisium”



       Contoh : Korelasi Biostratigrafi



     Prosedur dan penjelasan:

1.     Korelasikan/hubungkan lapisan lapisan batuan yang mengandung kesamaan dan persebaran fosil yang sama (Pada gambar diatas diwakili oleh garis warna hitam).
2.     Kandungan dan sebaran fosil pada batulempung di Sumur-1 sama dengan kandungan dan sebaran fosil pada serpih di Sumur-2, sehingga batulempung yang ada di Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan serpih yang terdapat di Sumur-2.
3.     Batupasir pada Sumur-1 mengandung kumpulan fosil K sedangkan pada Sumur-2, batupasir juga mengandung kumpulan dan sebaran fosil K. Dengan demikian lapisan batupasir pada Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan batupasir pada Sumur-2.
4.     Kandungan dan sebaran fosil pada lempung di Sumur-1 sama dengan kandungan dan sebaran fosil pada napal di Sumur-2, sehingga lempung yang ada di Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan napal yang terdapat di Sumur-2.


3.  Korelasi Kronostratigrafi



Korelasi kronostratigrafi adalah menghubungkan lapisan lapisan batuan yang mengacu pada kesamaan umur geologinya.

      Contoh : Korelasi Kronostratigrafi (Geokronostratigrafi)



     Prosedur dan penjelasan:

      Prosedur korelasi kronostratigrafi adalah sebagai berikut:
  1. Korelasikan/bubungkan titik titik kesamaan waktu dari setiap kolom yang ada (Pada gambar diwakili oleh garis merah, dan garis ini  dikenal sebagai garis kesamaan umur geologi)
  2. Korelasikan lapisan-lapisan batuan yang jenis litoginya sama dan berada pada umur yang sama, seperti Konglomerat pada Sumur-1 dengan konglomerat pada Sumur-2, dikarenakan umur geologinya yang sama yaitu Miosen Bawah.
  3. Pada kolom umur Miosen Tengah, batupasir pada Sumur-1 dengan batupasir pada Sumur-2, dan batugamping pada Sumur-1 dan batugamping pada Sumur-2 dapat dikorelasikan. 
  4. Korelasi lapisan lapisan batuan tidak boleh memotong garis umur (Pada gambar diwakili oleh garis warna merah).

Read More