Selasa, 25 September 2012

Stratigrafi Regional Lengan Utara Sulawesi

Stratigrafi Regional Lengan Utara Sulawesi

            Stratigrafi daerah penelitian termasuk dalam peta geologi lembar Tilamuta ,Sulawesi (Bachri , dkk., 1994). Urutan stratigrafi batuan dari yang tertua sampai termuda yang dijumpai di daerah ini antara lain :

 



Gambar  Stratigrafi regional daerah lengan utara sulawesi


1. Formasi Tinombo (Teot)

Formasi Tinombo ini merupakan formasi batuan tertua yang ditemui di daerah ini dengan penyusun utama berupa batuan sedimen dan sedikit batuan malihan lemah. Batuan gunungapi terdiri dari lava basal, lava spilitan, lava andesit, dan breksi gunungapi. Batuan sedimen terdiri dari batupasir wacke, batulanau, batupasir hijau, batugamping merah, dan batugamping abu – abu. Sebagian dari batuan ini mengalami pemalihan derajat rendah. Formasi ini tak selaras dengan formasi diatasnya. Trail (1974) mengungkapkan bahwa kemungkinan umur formasi ini adalah Eosen hingga Miosen Awal. Sedangkan Ratman (1976) dan Sukamto (1975) menyebutkan bahwa Formasi Tinombo berumur Mesozoikum Akhir hingga sekitar Oligosen. Penarikan umur pada batuan basal menunjukkan umur 51,9 juta tahun atau Eosen awal. Tebal formasi ini diperkirakan mencanpai ribuan meter. Berdasarkan komposisi batuan basal spilitan dan himpunan batuan sedimennya terbentuk di lingkungan laut dalam


2. Formasi Dolokapa (Tmd)

Formasi Dolokapa ini tersusun atas batuan sedimen dengan selingan batuan gunungapi. Batuan sedimennya terdiri dari batupasir wacke, batulanau, batulumpur, dan konglomerat. Batuan gunungapinya terdiri dari tuf, tuf lapili, aglomerat, breksi dan lava dengan susunan andesitan sampai basalan. Umur formasi ini terdapat beberapa pendapat yang berbeda. Marks (1957) membandingkan umur formasi ini dengan Formasi Tinombo yang dianggapnya berumur Kapur hingga Eosen. Sedangkan Trail (1974) menyebutkan bahwa kepingan batugamping di dalam formasi ini berumur Miosen Awal. Sedangkan pada batulanau formasi ini dijumpai fosil antara lain : Orbulina suturalis Broniman, Globigerinoides immaturus Le Roy, Globootalia menardii, Brazilina sp., dan Anomalia sp. Fosil ini menunjukkan umur tidak lebih tua dari Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan adalah inner sublitoral.

3. Formasi Randangan (Tmr)

Formasi Randangan ini terdiri dari konglomerat, batupasir wacke, batulanau, dan batulumpur, kandungan fosil yang terdapat di dalam lapisan formasi ini menunjukkan umur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir. Menurut trail (1974) , kepingan batugamping di dalam konglomerat mengandung fosil berumur Miosen Tengah hingga awal  Miosen Akhir, dengan lingkungan pengendapan laut dangkal. Formasi ini menindih takselaras dengan Formasi Tinombo. Sedangkan hubungan dengan Formasi Dolokapa tidak diketahui.

4. Batuan Gunungapi Bilungala (Tmbv)

Batuan Gunungapi Bilungala terdiri dari breksi gunungapi, tuf dan lava bersusunan asam sampai basa. Batuan gunungapi ini umumnya berwarna abu – abu hingga abu – abu tua. Breksi gunungapinya tersusun oleh kepingan andesit, dasit, dan basal. Tuf umumnya bersifat dasitan dan agak kompak. Lava bersifat andesitan sampai basal, bertekstur hipokristalin sampai holokristalin, berbutir halus dan masif. Batuan Gunungapi Bilunggala sulit dibedakan dengan batuan gunungapi Formasi Dolokapa dikarenakan adanya persamaan susunan batuan. Diperkirakan formasi ini tumbuh bersama dengan Formasi Dolokapa dan berhubungan menjemari. Umur formasi ini diperkirakan berumur Miosen Tengah higga awal Miosen Akhir.

5. Batuan Gunungapi Pani (Tppv)

Batuan Gunungapi Pani terdiri dari dasit, andesit, tuf, dan aglomerat. Lava andesit merupakan penyusun utama di formasi ini. Berstruktur masif, warna abu – abu , bertekstur porfiritik, dengan fenokris terdiri dari feldspar dan kuarsa. Sedang lava andesit berwarna abu – abu dengan tekstur porfiro-afanitik, dan masif. Tuf berwarna abu abu muda , bersusunan dasit dan kompak. Aglomerat berwarna abu – abu dengan komponen andesit dan basal.
Batuan ini menindih tak selaras Formasi Randangan. Jadi , umur Batuan Gunungapi Pani diperkirakan berumur Pliosen Awal.

6. Breksi Wobudu (Tpwv)

Breksi wobudu terdiri dari : breksi gunungapi, aglomerat, tuf, tuf lapili, lava andesitan dan basalan. Breksi gunungapi berwarna abu – abu, tersusun oleh kepingan batuan andesit dan basal yang berukuran kerikil sampai bongkah. Tuf dan tuf lapili berwarna kuning dan kuning kecoklatan , berbutir halus hingga berukuran kerikil, membulat tanggung, kemas terbuka, terkekarkan, umumnya lunak dan berlapis. Sedangkan lava umumnya berwarna abu – abu hingga abu – abu tua, masif, bertekstur  porfiri – afanitik dan bersusunan andesit hingga basal. Posisi stratigrafi menindih takselaras Formasi Dolokapa. Maka umur Breksi Wobudu diperkirakan Pliosen Awal.

7. Formasi Lokodidi (TQls)

Formasi Lokodidi ini terdiri dari perselingan konglomerat, batupasir, batuasir konglomeratan, batupasir tufan, tuf pasiran, batulempung, dan serpih hitam. Konglomerat berwarna coklat, tersusun oleh kepingan batugamping, andesit, dan kursa susu yang berukuran kerikil hingga kerakal, berbentuk membulat, dengan masadasar tuf, terpilah buruk dengan kemas tertutup. Batupasir berwarna abu hingga coklat kemerahan, berbutir halus hingga sedang emumnya kompak, merupakan sisipan di antara serpih dan konglomerat. Batupasi tufan dan tuf berwarna putih hingga abu – abu muda , berbutir sedang dan agak kompak. Sedang serpih berwarna hitam , umumnya kurang kompak, gampingan. Formasi ini menindih selaras Breksi Wobudu yang berumur Pliosen Awal sehingga diduga berumur Pliosen Akhir hingga Pliotesn Awal.

8. Batuan Gunungapi Pinogu

Batuan ini terdiri dari perselingan aglomerat , tuf , dan lava. Aglomerat berwarna abu – abu tersusun oleh kepingan andesit dengan ukuran berkisar antara 2 sampai 6 cm, berwarna abu –abu, menyudut tanggung, massadasar tuf, terpilah buruk, dan agak kompak.
Tuf berwarna coklat muda hingga putih kecoklatan, berbutir sedang sampai kasar dengan susunan andesit sampai dasit. Lava berwarna abu – abu tua, tersusun atas andesit sampai basal. Satuan ini diduga menindih Breksi Wobudu, sehingga umurnya diperkirakan Pliosen Akhir.

Batuan Terobosan (Intrusi)

9. Batuan Gabro (Teog)

Gabro dan mikrogabro berwarna abu – abu tua, holokristalin, masif, terperidotkan dan terkloritkan, mengandung hornblenda. Diabas berwarna abu – abu , berbutir sedang, berstruktur diabasik. Satuan batuan ini diterobos oleh Diorit Bumbulun dan Diorit Boliohuto. Diduga Gabro ini terbentuk bersamaan dengan batuan gunungapi yang terdapat dalam Formasi Tinombo sehingga diperkirakan berumur Eosen hingga Oligosen

10. Diorit Bone (Tmb)

Diorit, diorit kuarsa, granodiorit, adamelit. Satuan ini terdiri dari diorit masif berukuran sedang sampai kasar dengan tekstur hipidiomorfik sampai faneroporfiritik dengan hablur sulung piroksen dan feldspar yang mencapai ukuran 0.5 cm. Diorit Bone yang berbutir halus mempunyai susunan mineral yang mirip batuan andesitan dari batuan gunungapi Bilunggala. Berdasarkan hal tersebut  , diorit Bone diduga sebagai mamgma induk dari batuan gunungapi Bilunggala yang berumur Miosen Tengah hingga awal Miosen Akhir (Trail, 1974).

11. Diorit Boliohuto (Tmbo)

Satuan ini terdiri dari batuan diorit sampai granodiorit yang mengandung kuarsa 20% dengan kandungan feldspar, dan biotit cukup menonjol. Beberapa tempat dijumpai xenolit bersusunan basa. Kemungkinan satuan ini menerobos batuan basa di bawah permukaan. Batuan ini menerobos Formasi Dolokapa. Satuan ini diperkirakan berumur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir.

12. Granodiorit Bumbulan (Tpb)


Satuan ini terdiri dari granodiorit, granit, dasit, dan monzonit kuarsa. Granodiorit berwarna abu – abu , masif, berbutir sedang, mengandung biotit dan piroksen. Granit berwarna abu – abu muda hingga abu – abu berbutir sedang sedikit mengandung mineral mafik jenis biotit, dan umumunya terkekarkan. Sedang dasit berwarna abu – abu muda berbutir halus dengan mineral kuarsa dan feldspar. Monzonit kuarsa berwarna abu – abu , masif, berbutir menengah , dengan penyusun utama berupa kuarsa , plagioklas, dan feldspar alkali. Menurut Sukamto (1973 ) batuan ini berumur Pliosen.

Referensi

Bachri, S., Sukido,  Ratman, N., 1994, Geologi Lembar Tilamuta, Sulawesi, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Hamilton, W., 1980, Tectonics of the Indonesian Region, US Geological Survey,
Professional Paper 1078. 
Read More