Sabtu, 26 April 2014

Struktur batuan sedimen di Core Logging (Inti Bor)

Struktur batuan sedimen di Core Logging (Inti Bor)

Selain di singkapan struktru sedimen juga dapat dilihat melalau hasil pemboran (core logging) . hasil pemboran  ini sangat penting karena merupakan berururutan sehingga dpaat memudahkan kita untuk menentukan suatu fasies pengendapan batuan. Berikut ini merupakan berbagai macam struktur sedimen di batuan core logging.

Shale Topped Sands (STS)

Nama struktur untuk mendeskripsikan kombinasi beberapa endapan pasir/shale. STS biasanya endapan pasirnya tipis sampai menebal lapisanya. Diatas endapan pasir , langsung berubah menjadi endapan shale . Shale  biasanya kurang dari sepertiga tebal endapan pasir dan jarang tebalanya melebihi komponen pasir. Pasir sangat halus – pasir halus bisanya mendominasi endapan STS fasies ini. Fasies ini umumnya dapat ditemukan di berbagai stratigrafi. Pasir kasar bisanya jarang dan mengindikasikan dekat dengan sumber endapan. Biasanya , lebih kasar butiran pasir umumnya lapisannya tebal. Walaupun begitu perlapisan pasir halus juga dapat ditemui dengan ketebalan yang cukup tebal.

Amalgamated Sands (AMS)



Amalgamated sand didefinisikan sebagai komponen pasir yang berbeda. Biasanya untuk melihat struktur ini butiran pasir yang kasar harus berada diatas butiran pasir halus. Inspeksi yang detil di core atau singkapan dibutuhkan untuk melihat struktur amalgamasi. Pasir bercirikan dengan ukuran medium dan kasar dan kadang – kadang berukuran sangat kasar. Endapan Breksi muncul diantara Amalgamated Sand Fasies. Biasanya 5 – 10 lapisan bergabung membentuk  amalgated sand yang dapat mencapai ketebalan 5 meter. Dasar fasies dari amalgamted sand biasanya berupa batas erosi.

Intraformational Breccia (IFB)


Intraformational Breccia biasnya berupa endapan kasar sampai sangat kasar dengan  lebih besar 10% komponenya berupa shale atau pecahan rijang. Pecahan shale dapat mencapai ketebalan 10 cm dan di dalam core biasanya muncul di antara interbeding pasir dan shale. Pada singkapan 10 cm lebar pecahan shale dapat mencapai beberapa meter dalam panjang.
Pecahan shale berasal dari pecahan yang dekat, shale yang terlitifikasi  biasanya membentuk gerusan dan terdeposisi.  Di alam dhale dihasilkan dari kompaksi dan penegeringan selama proses burial.

CCC


CCC adalah istilah yang berasal dari seri nedapan Bouma. Seri C ini berulag ulang sehingga memmentuk series CCC. Fasies ini membentuk struktur Cross bed dan laminasi pasir sangat halus dan lanau. Fasies ini sangat penting sebagai indikato dari batas channel margin dari suatu fasies. Walaupun dapat dijadikan indikasi suatu fasies . Struktur ini tidak bagus dijadikan suatu marker(penanda) suatu lapisan karena  biasanya tidak menerus.

Ripple Bedded Silts (RBS)


Ripple Bedded Silts adalah suatu unit lapisan tebal dari struktur menghalus keatas (Fining Upwards) dari endapan lanau dan lempung . dasar dari lanau biasanya berbentuk tajam dan batas atas berubah menjadi lempung. Biasanya Lanau berstruktur ripple laminated.

Laminated Shale (LSH)


Laminated shale adalah struktur sedimen yang berupa batuan sepih berbentuk laminasi. Fasies dari laminated shale ini dapat mencapai beberapa meter. Laminated Shale fasies ini diendapkan jauh dari sumber endapan dibandingkan endapan STS (shale topped sands) dan umumnya fasies ini berangsur satu dengan lainnya.

Massive Shale (MSH)

Massive shale fasies ini merupakan endapan e=shale yang tidak memiliki struktur perlapisan. Shale ini biasanya abu – abu gelap hingga hitam dan dapat mecapai ketebalan beberapa meter. Biasanya fasies ini merupakan gradasi dengan fasies LSH atau RBS.

Flame Structures


Shale berada diantara  tumpukan pasir.

Sand Volcanoes


Pasir berada diantara endapan shale.

Load Casts



Stuktur sedimen akibat pembebanan endapan diatasnya dan berupa tidak beraturan.
Read More

Minggu, 06 April 2014

Stratigrafi Cekungan Ombilin


Kolom stratigrafi cekungan Ombilin kali pertama diusulkan oleh Musper (1924), Musper mendefinisikan menjadi tiga formasi : 

(1). Grup Napal; Miosen Bawah awal sampai Miosen Atas akhir (Mergel Afdeeling). 

(2). Grup Batupasir Kuarsa; Oligosen awal sampai akhir (Kwarts Zandsteen).

(3).  Grup Breksi dan Serpih; Paleosen tengah sampai Eosen tengah (Breccie en Mergelschalie Afdeeling).


            Klasifikasi Musper hanya digunakan sampai 1975 ketika Silitonga dan Kastowo mengkompilasi peta geologi lembar Solok skala 1:250.000. 

Pada 1975 Silitonga dan Kastowo menambah dan merubah nama dari klasifikasi Musper. Grup Napal dirubah menjadi Formasi Ombilin Atas tetapi masih mengacu pada umur dan deskripsi litologi yang sama dengan Grup Napal klasifikasi Musper.

Perubahan yang besar dalam penamaan yang diusulkan oleh Silitonga dan Kastowo terjadi pada definisi ulang dari Grup Batupasir Kuarsa. Grup ini berubah nama menjadi Formasi Ombilin Bawah dan dengan kisaran umur yang bertambah (Miosen awal sampai Oligosen akhir). Deskripsi litologi sedikit berubah dengan memasukkan batubara dan sedimen berbutir halus. 

Silitonga dan Kastowo juga merubah nama Grup Breksi dan Serpih menjadi Formasi Brani dan Sangkarewang, perbandingan unit litostratigrafi ini dapat dilihat pada Gambar di bawah

Kolom stratigrafi Cekungan Omilin dalam Silitonga dan Kastowo (1975) 

Kolom stratigrafi Silitonga dan Kastowo (1975) adalah sebagai berikut :

(1).    Formasi Ombilin Atas; Miosen Bawah awal sampai Miosen Atas akhir.
(2).    Formasi Ombilin Bawah; Oligosen awal sampai akhir.
(3).    Formasi Sangkarewang; Paleosen tengah sampai akhir.
(4).    Formasi Brani; Paleosen tengah sampai akhir.

Pada tahun 1981, Koesoemadinata dan Matasak mendefinisi ulang kolom stratigrafi yang digunakan oleh Silitonga dan Kastowo untuk menyesuaikan dengan penamaan stratigrafi internasional. Koesoemadinata dan Matasak memperkenalkan nama formasi baru pada anggota klasifikasinya. Klasifikasi tersebut adalah:

(1).    Formasi Ombilin; Miosen Bawah awal sampai Miosen Atas akhir.
(2).    Formasi Sawahtambang (anggota Rasau dan Poro); Oligosen awal sampai akhir.
(3).    Formasi Sawahlunto; Oligosen tengah sampai akhir.
(4).    Formasi Sangkarewang; Paleosen tengah sampai akhir.
(5).    Formasi Brani (anggota Kulampi dan Selo); Paleosen tengah sampai akhir.

Penamaan ini masih digunakan dalam semua publikasi mengenai cekungan Ombilin yang ada sampai saat ini. Perbedaan utama antara Kastowo dan Silitonga (1975) dan Koesoemadinata dan Matasak (1981) adalah pada definisi ulang dalam Formasi Ombilin Bawah. Koesoemadinata dan Matasak (1981) membagi Formasi Ombilin Bawah kedalam batubara yang berumur Eosen, batupasir dan serpih Formasi sawahlunto, dan batupasir berlapis silang-siur dan beramalgamasi Formasi Sawahtambang.

Deskripsi litologi dari Formasi Brani dan Sangkarewang digambarkan oleh Koesoemadinata dan Matasak (1981) lebih rinci dibandingkan oleh Kastowo dan Silitonga (1975), tetapi intinya tetap tidak berubah. Perbedaan yang paling besar dari penulis sebelumnya terdapat pada pengenalan Anggota Kulampi dan Selo. Hal ini adalah tipe batuan yang berbeda yang dikenali pada sekitar batas dari cekungan. 

Read More