Selasa, 13 Januari 2015

Melihat Banjir Sitiarjo Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang Dari Sisi Geologi

Banjir akibat meluapnya Sungai Penguluran Sitiarjo
Seiring dengan datangnya musim hujan, bencana kembali melanda daerah Malang Selatan. Kali ini banjir melanda Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan , Kabupaten Malang. Banjir ini diakibatkan oleh meluapnya aliran Sungai Penguluran yang membelah desa ini. Banjir Sungai Penguluran ini mengulang kejadian banjir bandang yang terjadi di tahun 2013. Banjir dari meluapnya Sungai Penguluran ini mengindikasikan terjadi kerusakan di daerah hulu Sungai Penguluran. Bencana kali ini memutus jalan menuju Desa Sitiarjo dan membuat belasan rumah terendam banjir.


Lokasi Desa Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang
Lokasi Desa Sitiarjo

Secara lokasi Desa Sitiarjo terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Bagian barat berbatasan dengan Desa Sidodadi, bagian utara Desa Sumber Agung, Sedangkan bagian timur berbatasan dengan Desa Tambakrejo dan Desa Kedung Banteng. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan langsung dengan Laut Indonesia.



Geomorfologi Desa Sitiarjo 
 
Desa Sitiarjo sendiri terletak di lembah aliran Sungai Penguluran yang membelah Desa Sitiarjo. Lembah dari Sungai Penguluran dimanfaatkan penduduk sebagai lahan pertanian persawahan. Lembah ini sangat subur karena merupakan hasil dari pengendapan material lumpur yang dibawa oleh Sungai Penguluran. Sedangkan bagian timur dan Barat Desa Sitiarjo merupakan perbukitan breksi vulkanik dan juga merupakan bukit karst dari umur miosen. Sehingga daerah Sitiarjo sendiri merupakan lembah yang kemudian dikelilingi oleh perbukitan berumur Miosen. Hal ini menjadikan Desa Sitiarjo menjadi daerah yang rawan banjir bandang akibatnya meluapnya Sungai Penguluran.

Penampang Desa Sitiarjo yang berada di lembah aliran Sungai Penguluran

Sungai Penguluran sendiri merupakan sungai yang berumur dewasa dengan ditunjukkan oleh aliran sungai yang berkelok – kelok membentuk meandering sistem. Sedangkan pada hulu sungai Pengulururan berupa sungai yang tajam dan bergradien tinggi, Hal ini menyebabkan saat terjadi hujan di puncak bukit. Air langsung bergerak turun ke arah hilir Sungai Penguluran. Desa Sitiarjo yang merupakan daerah tempat bertemunya cabang dari sungai penguluran sangat berpotensi terjadi banjir. Sedangkan pada daerah hilir sungai yang bermeander mengakibatkan aliran air di Sungai Penguluran relatif lambat turun, sehingga mengakibatkan air tertahan. Daerah Desa Sitiarjo terletak di daerah sungai yang berkelok – kelok dan merupakan daerah endapan aluvial sungai Penguluran

Daerah Aliran Sungai (DAS) Penguluran

Daerah Aliran Sungai (DAS) Penguluran
Daerah aliran Sungai Pengulurun terdiri dari berbagai anak sungai yang bermuara ke Sungai Penguluran. Anak anak sungai ini antara lain Kali Kedungbiru, Kali Kelaka, Kali Bangbang, Kali Bulubranjang, Kali Talangsari, Kali Kampungbaru, Kali Klepu dam Kali Ringinkembar. Anak – anak sungai inilah yang memberikan aliran air ke Sungai Penguluran. Pertemuan terbesar terjadi pada anak sungai Kelaka dan sungai Penguluran terdpat di Desa sitiarjo sehingga sebagian besar air berasal dari Anak Sungai Kelaka dan sungi Penguluran.jnnn
Daerah aliran Sungai Sungai Penguluran memiliki luas sekitar 163 km2dengan cakupan hampir semua daerah Kecamatan Sumbermanjing Wetan sebagai daerah aliran sungainya. Hulu dari daerah aliran sungai berada di bagian utara berupa perbukitan vulkanik berumur tersier. Sifat batuan yang resiten menjadikan aliran sungai pada bagian hilir membentuk tipe aliran dendritik.

Gradien Sungai Penguluran

Gradien Sungai Penguluran sangat terjal pada baian hulu dan melandai pada bagian hilir.. Hal ini mengindikasikan bahwa bagian hulu dari sungai Penguluran terdiri dari batuan yang resisten dan sering terjadi erosi. Sedangkan bagian hilir menjadi tempat pengendapan. Bentuk dari gradient ini dapat mengindikasikan bahwa bagian hilir batuan pembentuknya lunak.

Gradien  Sungai Penguluran yang terjal di bagian Hilir dan landai di bagian Hulu.

Geologi Desa Sitiarjo

Secara Geologi Daerah Desa Sitiarjo terdiri dari Endapan Aluvial berumur kuarter (Qas). Endapan alluvial ini merupakan hasil dari endapan sungai penguluran yang melewati daerah sitiarjo. Hasil pengendapan ini sangat subur dan menjadikan daerah Sitiarjo digunakan sebagai daerah pertanian. Sedangkan pada bagian Barat dan Timur Desa Sitiarjo dikelilingi oleh perbukitan gamping berumur Miosen Formasi Wonosari ( Tnwl). Pada bagian utara berupa endapan vulkanik berumur oligosen Formasi Mandalika (Tomm). Struktur pembentuk daerah sitiarjo berupa sesar mendatar turun yang mengakibatkan terbnetuknya Sungai Penguluran. Sesar mendatar ini dapat dilihat dari kelurusan sungai Penguluran sampai Anak Sungai Kelaka. Sesar ini diperkirakan terbentuk pada umur Pliosen – Plistosen saat terjadi teknonik pengangkatan di seluruh Pulau Jawa. Selain itu terbentuk struktur berupa lipatan pada bagian utara desa Sitiarjo. Geologi pembentuk ini menjadikan Desa Sitiarjo yang merupakan daerah hasil endapan Sungai Penguluran sangat rawan terjadi banjir yang diakibatkan oleh Sungai Penguluran. Selain itu Desa Sitiarjo dikelilingi oleh perbukitan berumur Tersier yang terangkat yang sangat terjal sehingga aliran air sangat cepat menuju Sungai Penguluran. 
 

3 Dimensi Desa Sitiarjo dan Geologi pembentuknya.

Oleh karena itu perhatian lebih harus diupayakan pada bagain hulu sungai penguluran agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. Selain itu daerah Desa Sitiarjo yang merupakan daerah endapan Sungai Penguluran sebaiknya tidak mengunakan Daerah Aliran Sungai Penguluran sebagai hunian , sekolah, dan perkantoran. Daerah aliran sungai ini diharapkan hanya digunakan sebagi pertanian dan daerah konservasi air.

Referensi
Bakosurtanal,1999, Peta Rupabumi Digital Indonesia 1:25000 Lembar 1607-412 Sitiarjo , Bakosurtanal : Bogor.
Bakosurtanal,2001, Peta Rupabumi Digital Indonesia 1:25000 Lembar 1607-414 Sitiarjo , Bakosurtanal : Bogor.
Sujanto dkk., 1992. Peta Geologi lembar Turen. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi : Bandung

USGS, Shuttle Radar Topographic Mission S08E113


 
Read More

Jumat, 09 Januari 2015

Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Di Kutub Utara (Artik)

Kawasan ekplorasi di Kutub Utara
Kutub utara daerah paling ujung dari planet kita bumi saat ini menjadi incaran berbagai perusahaan minyak dan gas bumi dunia. Negara di dekat kutub utara seperti Rusian, Norwegia, Canadan , dan Amerika (Alaska) sangat aktif dalam kegiatan ekslplorasi minyak dan gas di daerah tersebut. Berdasarkan data seismik di sekitar daerah kutub utara diperkirakan memiliki pontensi sebesar 20% dari minyak dan gas yang belum ditemukan. Meskipun begitu daerah ini belum disentuh eksplorasi karena berada di daerah yang terpencil, suhu yang ekstrem dan komplesk dan besarnya risiko operasi ekslporasi hidrokarbon di daerah ini. Selain itu eksplorasi di daerah ini mendapat tantangan dengan advokat yang menganggap bahwa perubahan di daerah artik akan sangat menggangu dan merusak keseimbangan kingkungan di artik. Seperti diketahui artik merupakan lautan yang membeku akibat suhu yang dingin. Sehingga perubahan lingkungan di artik dikuatirkan akan mengakibatkan perubahan lingkungan.

Daerah Artik sendiri sejak tahun 1920 telah di eksplorasi dan menghasilkan penemuan di Alaska, kanada, dan norwegia. Walaupun daerah artik telah terjadi penurunan produksi minyak dan gas , penolakan lingkungan dan sulitnya ekslporasi tetapi daerah ini tetap sangat menarik sebagai tempat eksplorasi minyak dan gas. Saat ini Norwegia sangat aktif dalam meneliti dan mengeksplorasi daerah ini. 


Beberapa projek yang dikembangkan di daerah artik antara lain :

Rusia

Kawasan Laut Kara Rusia

Kawasan Kutub Utara (Artik) di Rusia diperkirakan mencapai 100 milyar barrel minyak. Beberapa aktivitas eksplorasi antara lain berada di Laut Kara kerjasama antara Rosneft dan Exxon Mobil. Beberapa seismik telah dilakukan di Laut Kara dan berdasarkan perhitungan cadangan sekitar 87 millyar barrel minyak dan potensi lebih dari minyak di Saudi Arabia. Sayangnya akibat konflik Ukraina , Rusia mendapatkan sanksi dari Negara Amerika dan sekutunya sehingga kerja sama ini tertunda akibat sanksi ini. Selain di Laut Kara Rusia melalui perusaan Gazprom telah sukses dalam ekslporasi dan pengembangan lapangan laut lepas di daerah Artik. Berada di Laut Pechora telah dapat diproduksi minyak dan gas pertama rusai dari kawasan Artik ini. Produksi minyak dari lapangan ini dimulai sejak 2011 dan banyak yang memprotes eksploitasi di daerah ini terutama dari Kapal Greenpeace yang mebuat menjadi berita utama di tahun 2012. Selain itu lapangan Shtokman dengan cadangan sumberdaya sebesar 134 Tcf gas telah ditemukan pada tahun 1988, tetapi belum dikembangkan. Lapangan ini berada sekitar 340 mil dari daratan dan berada di Laut Barents. Gazzprom memperkirakan lapangan ini akan diproduksi pada tahun 2019 seiring dengan pembangunan pipa gas dari Laut Barents ke daerah Baltik.

Amerika
 
Penolakan eksplorasi di kawasan artik oleh greenpeace
Sejak 2012 Shell telah menghabiskan kira – kira 6 milyar dollar untuk eksplorasi di Laut Beaufort dan Laut Chukchi . Shell telah menyelesaikan pemboran di dua sumur pada tahun 2012 di Beaufort dan Chukchi, membuat kembali industry minyak dan gas ke laut Alaska sejak satu dekade yang lalu. Pada bulan Juli 2014 shell mengajukan untuk melakukan pemboran di dua sumur di laut Chuckchi. Pengajuan ijin ini saat ini masih di review oleh pemerintah Federal Alaska. Di lain pihak pendukung lingkungan melakukan protes dalam pengembangan lapangan ini.

Nowegia
 
Laut barents Norwegia potensi penemuan hidrokarbon

Laut Barent Norwegia dimana perusahaan Statoil telah membora lebih dari 100 sumur eksplorasi sejak tahun 1980, menjadikan daerah ini sebagai daerah yang baik untuk melakukan kegiatan eksplorasi. Daerah ini sangat mungkin dilakukan eksplorasi karena adanya aliran hangat dari aliran sungai dan jarang berubah menjadi lautan es. Pada tahun 2014 Statoil ni kurang mendapatkan hasil yang baik dalam eksplorasi. Tiga daerah di utara Wisting Central , Apollo dan atlantis menghasilkan sumur yang kering, sedangkan Mercury hanya menghasilkan sedikit penemuan gas. Walaupun begitu dengan masih banyaknya daerah yang belum dieksplorasi di Laut Barents dan sedikitnya sumur yang telah dibor di bagian utara menjadikan daerah ini menjadi tantangan bagi Statoil.

Referensi
World Oil Magazine , Month December 2014
Read More

Bio Mining Masa Depan Tambang Hijau

Kondisi Penambangan saat ini (sumber)
Pada saat ini penambangan sumber daya alam selalu bertentangan dengan lingkungan alam. Penambangan selalu dituding sebagai salah satu pembuat kerusakan alam. Salah satu yang sering kali menganjalan adalah masalah kehutnan dan sumber air baku. Penambangan sering mengunakan lahan hutan sebagai tempat penambangan seperti di pulau Kalimantan dan Sulawesi. Masalah ini sering kali terjadi pada penambangan terbuka, yang merubah hutan dan organisme yang hidup di lingkungan tersebut.

Di masa depan operasi penambangan diharapkan berubah menjadi lebih hijau dengan menggunakan teknologi dan energi yang lebih ramah lingkungan. Salah satu inovasi di dunia pertambangan yaitu menggunakan biomining sebagai salah satu metode penamabangan. Sehingga di masa depan operasi pertambangan akan lebih aman berkurang dan lebih berkelanjutan.

Robot Serangga diharapkan menjadi penganti truk dan buldozer di masa depan (sumber)

Bio mining sendiri merupakan penggunaan organisme untuk bidang penambangan. Diharapkan di masa depan Mikroorganisme berupa bakteri bisa membantu dalam merubah bijih mineral menjadi unsur unsur yang terpisah, selain itu bakteri ini dapat melarutkan material yang dibutuhkan sehingga mengurangi mineral penggangu (gauge mineral) yang kurang dibutuhkan. Selain menggunakan bakteri , bio mining diharapkan juga dapat menggantikan mesin dan transportasi yang digunakan dalam operasi pertambangan. Seperti perubahan truk dan bom menjadi mesin / robot yang mempunyai intelegensi buatan (artificial intelligence). Sehingga diharapkan mesin ini menyerupai organisme serangga seperti semut yang dapat memotong, memilih, dan mengangkut material bijih yang dibutuhkan. Sehingga dapat mengambil mineral pada tubuh bijih yang kompleks seberapun ukurannya. Selain itu seperti semut aslinya, mesin ini diharapkan dapat berkoordinasi dengan mesin lainnya. Selain penggunaan mesin bio mining juga sangat berperan dalam penghematan ekosistem berupa penggunaan energy , air , dan penggunaan kembali material yang dipakai.

Untuk menjadikan biomining sukses dibutuhkan penelitian dan pengembangan di berbagai bidang antara lain :

Nano Robotik 
 
Penggunaan nao robotik dalam bidang kesehatan (sumber)
Pengembangan nono robotic diharapkan berperan dalam bidang pertambangan. Saat ini pengembangan nano robotic yang sukses di bidang kesehatan yang berguna sebagai pengantar obat di aliran darah tubuh manusia. Diharapkan ke depan nano robotic juga dapat digunakan sebagai pembuat terowongan menuju tubuh bijih mineral.

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Penggunaan kecerdasan buatan sangat dibutuhkan untuk menggunakan robot yang dapat berkerja sama seperti kelompok pekerja.Memecahkan masalah yang kompleks dan dapat belajar dan beradaptassi langsung di lingkungan. 
 
Material dan Metalurgi

Di bidang material dan metalurgi dibutukan untuk menciptakan bahan bahan yang kuat dan ringan, memiliki sensor, pelumas, dapat mengurangi gesekan, dan dibutuhkan material yang dapat menyesuaikan dengan lingkungan dan suhu. Pengembangan bahan material ini sangat dibuthkan untuk menciptakan robot atau mesin yang dapatmudah bergerak dan berupah sesuai dengan kondisi si penambangan.

Biologi dan Mikrobiologi

Pengunaan bakteri mikroorganisme dibutuhkan untuk melarutkan, memilah dan mengumpulkan material bijih. Dibutuhkan rekayasa genetik terhadap organism sehingga dapat digunakan dalam dunia pertambangan. Penggunaan bakteri dan mikroorganisme ini dapat menggantikan bahan kimia yang sering digunakan dalam oenambangan saat ini. Sehingga ke depannya rekaya biologi dapat diharapkan mengganti dan merupah penambangan saat ini yang sering merusak, mencemari, dan menggangu lingkungan hidup.

Referensi
Mining Magazine , Month December 2014
Read More