Minggu, 29 Desember 2013

Geomorfologi



A.  Pengertian Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Mula-mula orang memakai kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari tetang ilmu bumi ini, hal ini dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut fisiografi sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi, oceanografi, dan geografi. Akan tetapi orang, terutama di Amerika, tidak begitu sependapat untuk memakai kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari ilmu bumi saja dan lebih erat hubungannya dengan geologi. Mereka lebih cenderung untuk memakai kata geomorfologi.

B.     Konsep dasar Geomorfologi

10 Konsep dasar geomorfologi yang berada dalam buku Principles of Geomorphology adalah:
  1. Proses-proses fisik dan hukumnya yang terjadi saat ini berlangsung selama waktu geologi,
  2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuk lahan,
  3. Tingkat perkembangan relief permukaan bumi tergantung pada proses-proses geomorfologi yang berlangsung,
  4. Proses-proses geomorfik terekam pada land forms yang menunjukan karakteristik proses yang berlangsung,
  5. Keragaman erosional agents tercermin pada produk dan urutan land forms yang terbentuk,
  6. Evolusi geomorfologi bersifat kompleks,
  7. Obyek alam di permukaan bumi umumnya berumur lebih muda dari Pleistosen,
  8. Interpretasi yang sempurna mengenai landscapes melibatkan beragam faktor geologi dan perubahan iklim selama Pleistosen,
  9. Apresiasi iklim global diperlukan dalam memahami proses-proses geomorfik yang beragam, dan
  10. Geomorfologi, umumnya mempelajari land forms / landscapes yang terjadi saat ini dan sejarah pembentukannya.
C.     Proses Geomorfologi.

Proses geomorfologi adalah perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang dialami permukaan bumi. Penyebab proses tersebut yaitu benda-benda alam yang kita kenal dengan nama geomorphic agent, berupa air dan angin. Keduanya merupakan ad penyebab yang dibantu dengan adanya gaya berat, dan keseluruhannya bekerja bersama-sama dalam melakukan perubahan terhadap permukaan muka bumi. Tenaga-tenaga perusak ini dapat kita golongkan dalam tenaga asal luar (eksogen), yaitu yang datang dari luar atau dari permukaan bumi, sebagai lawan dari tenaga asal dalam (endogen) yang berasal dari dalam bumi. Tenaga asal luar pada umumnya bekerja sebagai perusak, sedangkan tenaga asal dalam sebagai pembentuk. Kedua tenaga inipun bekerja bersama-sama dalam mengubah bentuk permukaan muka bumi ini.

Pembentukan
Perusakan
Pengangkutan
Tenaga asala dalam
Pembentukan struktur
Pembentukan gunung api
Tenaga asal luar
Gradasi
Pelapukan
Tenaga dari luar bumi
Adanya jatuhan dari meteor
Tenaga asal luar
Pengangkutan bahan
Erosi
Gelombang

Gambar 1.0 Bagan Terjadinya geomorfologi.

D.      Ada beberapa terapan geomorfologi menurut Thornbury dalam Sutikno yaitu:
  1. Terapan geomorfologi dalam hidrologi, yang membahas hidrologi di daerah karst dan air tanah daerah glasial. Masalah hidrologi di daerah karst dapat diketahui dengan baik apabila geomorfologinya diketahui secara mendalam. Air tanah di daerah glasial tergatung pada tipe endapannya, dan tipe endapan ini dapat lebih mudah didekati dengan geomorfologi.
  2. Terapan geomorfologi dalam geologi ekonomi, yaitu membahas pendekatan geomorfologi untuk menentukan tubuh bijih, jebakan residu, mineral epigenetik, dan endapan bijih.
  3. Terapan geomorfologi dalam keteknikan, aspek keteknikan yang dibahas meliputi jalan raya, penentuan pasir, dan kerakal, pemilihan situs bendungan dan geologi militer. Terapan geomorfologi dalam keteknikan ini semua aspek geomorfologi dipertimbangkan
  4. Terapan geomorfologi dalam ekplorasi minyak, banyak unsur-unsur minyak di AS yang ditentukan dengan pendekatan geomorfologi terutama bentuklahan termasuk topografi, untuk mengenal struktur geologi dalam penentuan terdapatnya kandungan minyak.
  5. Terapan geomorfologi dalam bidang lain, yaitu menyangkut pemetaan tanah, kajian pantai, dan erosi.
E.      Ringkasan

Geomorfologi bukan hanya sekedar mempelajari bentuk lahan yang tampak saja, tetapi juga mentafsirkan bagaimana bentuk-bentuk tersebut bisa terjadi, proses apa yang mengakibatkan pembentukan dan perubahan muka bumi. Jadi meliputi bentuklahan (landform), proses-proses yang menyebabkan pembentukan dan perubahan yang dialami oleh setiap bentuklahan yang dijumpai di permukaan bumi termasuk yang terdapat di dasar laut/samudera serta mencari hubungan antara bentuk lahan dengan proses-proses dalam tatanan keruangan dan kaitannya dengan lingkungan. Dengan demikian bahwa dalam mempelajari geomorfologi terkait pada geologi, fisiografi, dan proses geomorfologi yang menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan dalam perubahan bentuk lahan. Konsep dasar Geomorfologi perlu dipahami secara baik untuk mempelajari Geomorfologi dalam membantu mengenal dan menganalisa kenampakan bentuk lahan di permukaan bumi, sehingga pada akhirnya dapat mengenal peristilahan baik secara deskriptif maupun secara empiris, terutama nanti dalam melakukan klasifikasi bentuk lahan. Geomorfologi mempunyai peran dan terapan dalam survei dan pemetaan, survei geologi, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan pedesaan, keteknikan, ekplorasi mineral, pengembangan dan perencanaan, analisis medan, banjir, serta bahaya alam disebabkan oleh gaya endogen.
Read More

Jumat, 27 Desember 2013

Linkungan Pengendapan Gurun Eolian


Pendahuluan

Gurun sahara (sumber : saharadeserttour.com)

Gurun merupakan daerah di kontinen dengan posisi 10 derajat - 30 derajat di lintang utara atau lintang selatan ekuator. Daerah ini mencakup 20-25% dari daratan di permukaan bumi.Gurun merupakan daerah yang memiliki tingkat evaporasi melebihi tingkat presipitasi. Curah hujan pada umumnya < 25cm per tahun. Gurun merupakan daerah kering yang didominasi oleh aktivitas angin dan ditutupi oleh pasir. Gurun terbesar di dunia adalah Gurun Sahara (7 juta km2).

Proses Transportasi dan Pengendapan di Gurun

Kebanyakan gurun dicirikan dengan perubahan temperature dan angin yang ekstrim,  tingkat curah hujan sangat rendah dan tidak merata.

Transporatasi sedimen dengan media angin sama halnya transportasi sedimen dengan media air. Angin sangat efektif memisahkan sedimen yang berukuran < 0.05 mm dari sedimen yang lebih kasar. Sedimen-sedimen halus ini tertransport jauh melalui gerakan suspensi. Kecuali pada angin berkecepatan tinggi, sedimen kasar tertransport oleh arus traksi dan gerakan saltasi. Saltasi merupakan proses yang penting dalam transportasi oleh angin, dibantu oleh downslope creep.

Transportasi dan pemilahan oleh angin menghasilkan 3 macam endapan:

1. Endapan debu (lanau), bentuknya pecahan, menunjukkan sebagai loess. Umumnya terakumulasi jauh dari sumbernya.

2. Endapan pasir, terpilah baik


3. Endapan sisa, terdiri dari partikel berukuran gravel yang terlalu besar untuk ditransport oleh angin.

Transportasi dan pengendapan oleh angin membentuk beberapa macam bedforms dan struktur sedimen yaitu ripple, dunes, dan cross bedding. Bedforms yang dibentuk selama transportasi angin dapat berukuran ripple (panjang 0.01 m dan ketinggian beberapa mm) hingga dunes (panjang 500-600 m dan ketinggian 100m).
Panjang gelombang yang dibentuk oleh transportasi angin meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan angin, sedangkan tingginya meningkat seiring dengan ukuran butir.



Endapan Eolian Modern

Sedimen eolian terakumulasi di beberapa daerah-daerrah kecil di gurun dan bahkan di lingkungan shoreline. Bagaimanapun area utama akumulasi adalah ergs (lautan pasir). Bentuk ergs terbentuk akibat system angin yang kuat khususnya pada daerah kering dimana terdapat suplai sedimen halus yang banyak. Suplai sedimen, ketersediaan, dan energi angin berperan penting dalam menentukan geomorfologi ergs. Pola-pola dunes dalam lautan pasir adalah hasil dari:

1. Perubahan regional dalam regime angin yang menunjukkan formasi dunes tipe morfologi berbeda.

2. Perubahan sementara dalam suplai sedimen, ketersediaan, dan mobilitas yang meningkatkan periode dari formasi dunes itu sendiri (Lanchaster, 1999)

Lingkungan gurun dikelompokkan menjadi 3 sublingkungan yaitu dunes, interdunes, dan sand sheet (Ahlbrandt and Fryberger, 1982).

1. Dunes.

Berbagai macam dunes terjadi di lautan pasir dan dunes fields pada gurun modern. Endapan dunes biasanya terdiri dari material pasir yang terpilah baik dan membundar baik. Endapan dunes kaya akan kuarsa walaupun endapan coastal dunes mengandung banyak mineral berat dan fragmen batuan yang tidak stabil. Coastal dunes di beberapa daerah tropis banyak oolit, fragmen skeletal atau butiran karbonat. Di beberapa daerah, dunes mengandung gypsum seperti di daerah White Sand, New Mexico. Eolian dunes dicirikan oleh cross bedding yang mempunyai skala besar. Beberapa macam dari struktur sedimen internal berskala kecil juga muncul di eolian dunes misalnya plane-bed laminae, ripple-form laminae, ripple-foreset cross-laminae, climbing ripples, grainfall laminae, dan sandflow cross-strata. Migrasi dari dunesmenghasilkan suksesi vertical dari proses pasir.

2. Interdunes

Area interdunes muncul diantara dunes dan dibatasi oleh dunes atau endapan eolian lainnya. Interdunes dapat berupa deflasi (erosi) atau pengendapan. Sedimen yang berukuran kecil kebanyakan terakumulasi  di interdunes yang bersifat deflasi. Interdunes yang bersifat deflasi muncul pada singkapan batuan dalam bentuk disconformity overlain yang menerus.

Endapan sedimen pada interdunes yang bersifat pengendapan bisa mencakup endapan subaqueous dan endapan subaerial tergantung pada cuaca ketika diendapkan apakah kering, lembab, atau evaporate interdunes ((Ahlbrandt and Fryberger, 1981). Semua endapan interdunes dicirikan oleh stratifikasi bersudut kecil ( 10o) karena mereka terbentuk dari proses yang berbeda dari migrasi dunes, walaupun kebanyakan endapan yang terbentuk hampir tidak memiliki strukur sedimen yang biasanya memperlihatkan bahwa endapan tersebut hasil dari proses sekunder, bioturbasi dan gangguan terhadap


Gambar 1  Distribusi area dan hubungan stratigrafi dari Sheet Sand dan Eolian Dunes(After Fryberger,S.G.,T.S.Ahlbrandt, and S.Andrews,1979)

stratifikasi. Endapan interdunes kering cenderung relative kasar, bimodal, dan terpilah buruk, dengan sudut kemiringan yang sangat kecil, perlapisan acak.
Endapan wet interdunes kadang-kadang mengandung spesies freshwater seperti gastropoda, pelecypoda, diatome, dan ostracoda. Biasanya dalam endapan ini juga terdapat bioturbasi dan jejak kaki vertebrata. Evaporit interdune atau inland sabkhas, terjadi ketika ada pengeringan danau dangkal atau evaporasi gas permukaan yang menyebabkan presipitasi mineral karbonat, gypsum atau anhidrit. Pertumbuhan mineral karbonat atau gypsum dalam sedimen pasir cenderung mengubah endapan primer. Sedimen ini dicirikan oleh desiccation crack, jejak air hujan, lapisan evaporit dan pseudomorf.

3. Sheet sand

Sheet adalah endapan pasir yang datar hingga bergelombang halus, biasanya terdapat di sekitar dune fields. Sheet sand dicirikan oleh cross stratification dengan kemiringan rendah hingga menengah (0-20o) dan bisa berselingan pada beberapa bagian dalam endapan arus ephemeral.  Endapan sheet sand juga memiliki sudut kemiringan yang kecil melengkung atau permukaan yang tidak teratur. Mengandung banyak jejak bioturbasi yang diakibatkan oleh serangga dan tumbuhan, laminasi yang buruk. Perlapisan tipis dari pasir kasar yang bersisipan dengan pasir halus, dan kadang-kadang merupakan sisipan endapan eolian high angle.
     
Macam-macam Sistem Eolian

System gurun dapat dicirikan sebagai dry system, wet system, dan stabilized system.

1. Dry system  adalah suatu sistem yang terdapat pada air tanah dan kapilaritasnya yang berada pada kedalaman di bawah permukaan endapan oleh karena itu mata air tanah tidak mempengaruhi kestabilan sedimen permukaan dan dekat permukaan. Konfigurasi aerodinamis dan bentuk permukan sedimen hanya ditentukan oleh sedimen yang terendapkan atau bergerak melintasi permukaan atau kemungkinan lainnya jika terjadi erosi pada endapan sedimen sebelumnya.

2. Wet system adalah suatu system dimana muka air tanah dan kapilaritasnya terletak pada atau dii dekat permukaan endapan. Oleh karena itu, pengendapan, by pass, dan erosi sepanjang substrat dikontrol oleh kelembaban dari subsrat dan oleh bentuk aerodinamisnya.
Stabilized system adalah system yang factor seperti vegetasi dan  permukaan sementasi memiliki peran menstabilkan yang sangat signifikan dan dipengaruhi oleh perilaku dari permukaan akumulasi.

Batasan Permukaan pada endapan Eolian

Seperti yang telah disebutkan, bedform jarang terawetkan pada endapan ancient eolian. Beberapa jenis batasan permukaan mungkin ditunjukkan dalam eolian succession sebagai rekaman pengendapan kompleks dan proses erosi. Brookfield (1984) menggambarkan tiga jenis batasan permukaan: datar, permukaan orde 1 sampai migrasi bedform besar; miring, permukaan orde 2 yang biasanya merupakan lereng dan coset tertutup cross-strata terendapkan oleh dunes yang lebih kecil di bedform yang lebih besar; dan permukaan orde 3 yang ditunjukkan oleh modifikasi erosi dari migrasi dunes.

Gambar 3  Bentuk dasar Eolian Dune berdasarkan Slip Facies(After Ahlbrandt, T.S., and S. G. Fryberger,1982)

Endapan Eolian Purba

Formasi Navajo Yura yang terletak di sebelah baratdaya AS adalah salah satu formasi yang paling tebal, penyebarannya paling luas, dan singkapan endapan eolian purba terbaik di seluruh dunia (Kocurek, 2003). Ketebalan Formasi Navajo hampir mencapai 700 m dan luasnya 265.000 km2 setara dengan jumlah luas lima Negara bagian. Luas singkapan Navajo yang asli 2,5 kali lebih luas dari singkapan yang sekarang.  Dulunya, Navajo dianggap sebagai endapan laut, tetapi beberapa geologis menganggapnya berasal dari endapan eolian. Secara petrologi, endapan ini terdiri dari butiran kuarsa berukuran pasir halus sampai medium, bentuk butir menbundar. Ciri khas Navajo adalah adanya cross-bed tabular besar yang menunjukkan sweeping foreset (seperti sapuan).

       

Read More

Kamis, 26 Desember 2013

Perbedaan Endapan Delta dan Endapan Sungai


Sungai merupakan lingkungan pengendapan sedimen yang mengalir dan  terdapat di darat akibat adanya perbedaan morfologi dan kemiringan.

Delta merupakan lingkungan pengendapan sedimen berupa bentukan  menyerupai segitiga (Δ), terdapat pada lingkungan transisi antara darat dan laut, terbentuk akibat suplai material yang dibawa oleh sungai lalu terendapkan.

Perbedaan sungai dan delta:

1.Sungai akan memiliki material dan pengaruh sedimentasi hanya dari darat, sedangkan delta bisa dari darat dan bisa dari laut.

2.Gradien kemiringan topografi sungai lebih besar dibandingkan pada delta.

3.Pengaruh dari adanya pasang surut pada delta mengakibatkan pada endapan delta sering ditemukan struktur sedimen lenticular yang jarang ditemukan pada endapan sungai.

4.Unit genesa pada sungai dapat dibagi menjadi channel, floodplain, terrace, point bar, creevarse splay, dan terrace yang akan dicirikan dengan urutan vertical dan kompoisisi yang berbeda. Sedangkan delta akan dibagi menjadi delta plain, delta front, dan pro delta.

5.Bentuk morfologi sungai dapat dibedakan menjadi straight, meandering, braided, dan anastomosing. Sedangkan delta dapat dibagi menjadi fluvial dominated delta, tidal dominated delta, dan wave dominated delta.


a.Endapan sungai

Sungai berdasarkan morfologinya dapat dibagi atas  straight, meandering, braided, dan anastomosing (Gambar 1). 
Gambar 1. Tipe - tipe bentuk sungai
   

Arus yang berperan besar dalam menbentuk sedimen sungai pada hampir semua bagian sungai adalah arus traksi. Namun, di bagian flood plain sungai (gambar 2) arus yang berperan besar adalah arus suspensi. Endapan sungai umumnya menunjukkan urutan vertikal menghalus ke atas, dengan adanya kontak erosi oleh konglomerat ketika terbentuk channel baru. 

Gambar 2. Bagian - bagian dari sungai
Struktur sedimen yang terbentuk merupakan struktur sedimen yang dipengaruhi oleh arus traksi, dan tergolong kepada struktur sedimen upper regime. Akan tetapi, pola penumpukan , perulangan, dan ukuran butir akan berbeda, tergantung dengan tipe sungai . Untuk profil endapan sungai meandering dapat dilihat pada Gambar 3 dan untuk sungai braided dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3. Profil endapan tipe sungai meandering
Gambar 4. Profil endapan tipe sungai breaded

b. Endapan Delta

Delta berdasarkan bentuk morfologi dan arus yang dominan mempengaruhi dapat dibagi menjadi fluvial dominated delta, tidal dominated delta, dan wave dominated delta (Gambar 5). 

Gambar 5. Tipe - tipe endapan delta

Satu tubuh delta dapat dibagi menjadi delta plain, delta front, dan pro delta (Gambar 6). Delta plain merupakan bagian delta yang selalu berada di permukaan dan tidak pernah terendam oleh air laut. Delta front merupakan bagian delta yang berada di transisi dimana ketika air laut naik, bagian delta front akan terendam, dan ketika air laut turun, bagian delta front akan terekspos. Pro delta merupakan bagian delta yang selalu berada di bawah permukaan air laut. Pengaruh dari laut akan mempengaruhi komposisi, struktur sedimen, dan pola urutan vertikal dari tiap tipe delta.

Gambar 6. Pembagian  delta
Profil stratigrafi dari setiap tipe delta dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Profil stratigrafi tipe delta
Baca juga

Read More

Rabu, 25 Desember 2013

Tambang Pasir Besi di Malang Selatan Mengancam Ekosistem Pantai Selatan

Negara berpenduduk terbesar dunia, China, merupakan tengkulak tertinggi soal pembelian hasil-hasil tambang dari Indonesia. Termasuk mineral pasir besi. Dalam jumlah besar, China diburu para pemodal dalam kaitannya jual beli pasir besi. Namun yang terjadi, tidak mudah memang memperoleh izin penambangan pasir besi.



Ilustrasi


Ditengarai, izin-izin tambang pasir besi dan sejenisnya di Jawa Timur termasuk Kabupaten Malang, hanyalah korporasi jahat antara pemilik modal dan pemerintah daerah demi memburu setumpuk rupiah. Tanpa memperhatikan kelestarian sumber daya alam sekitar. Investor melalui kepanjangan tangan anak buahnya, menabrak aturan dan undang-undang sekalipun.

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur, Kamis (21/11/2013) menduga, aktivitas penambangan pasir besi di Malang Selatan belum berizin. Data yang dimiliki Walhi pada tahun 2013 ini, hanya Kabupaten Jember yang sudah mengantongi izin sesuai Clear and Clean (CNC) dari Kementerian ESDM untuk selanjutnya dikeluarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP).

"Kami pernah bertemu dengan Kepala ESDM Kabupaten Malang dan menanyakan soal izin-izin aktivitas penambangan di wilayahnya. Ternyata, beliau tidak bisa menunjukkan dan memaparkan. Ini artinya, Walhi menduga memang tidak ada izin untuk tambang pasir besi di Malang Selatan," tegas Purnawan D Negara selaku Dewan Daerah Walhi, Jawa Timur.

Selama ini, kata Pupung, sapaan akrab aktivis lingkungan hidup tersebut, Pemkab Malang sudah menodai tata ruang yang bagus di pesisir pantai selatan. Namun ketika kawasan lindung kemudian diacak-acak aktivitas tambang pasir besi, nilai kerugian sumber daya alam yang ada di tempat itu, sangat besar.

"Pemkab Malang tidak pernah menghitung berapa kerusakan ekologinya dibanding pendapatan asli daerah dari pemasukan aktivitas tambang pasir besi. Ini yang tidak pernah disadari pemerintah," urainya.

Kehilangan sumber alam hayati di pesisir pantai akibat terkontaminasi aktivitas pasir besi, jauh lebih mahal harganya dari sekadar PAD. Jika Pemkab Malang masih tetap berpikiran keberadaan tambang pasir besi bisa meningkatkan PAD, ada kejanggalan dalam hal ini. Penghasilan pajak ataupun dari ijin pertambangan pasir besi, masih lebih bernilai terjaganya ekologi.
"Omong kosong kalau Pemkab memberi tempat pada aktivitas penambangan untuk meningkatkan PAD. Kecuali, dana perimbangan dari APBD plur untuk rakyat. Tapi faktanya, dana perimbangan tetap masih bertumpu pada tingginya belanja pegawai," terang Pupung.

Melihat fakta ini, visi misi Bupati Malang Rendra Kresna dalam program ekowisata seribu pantai, terkesan hambar dan gagal. "Percuma kalau visi dan misi Bupati tentang ekowisata seribu pantai kalau kemudian, tambang pasir besinya justru merusak kawasan lindung. Kami rasa program ini tidak lagi berpihak pada kelestarian alam," ucapnya.

Ketika eksplorasi tambang pasir besi Malang Selatan terus berjalan dan menuai gejolak, rakyat seperti dikorbankan. Melihat kondisi ini, Koordinator Presidium Kaukus Pemuda Malang Raya, Muhlis Ali menuturkan, adanya eksplorasi jangan sampai mengebiri hak-hak rakyat di sekitar kawasan tambang pasir besi.

"Era demokrasi, tidak cocok menggunakan model orde baru dalam membungkam tuntutan rakyat. Adanya gejolak pasir besi di Malang Selatan, seharusnya tidak memakai gaya premanisme seperti saat ini," urainya.

Adanya gesekan sosial yang memicu kekerasan perihal tambang pasir besi, lanjut Mantan Pengurus Besar HMI itu, karena ada problem sosialisasi dan komunikasi. Apabila eksplorasi bertentangan dan melanggar aturan yang ada, Bupati Malang harus berani mengambil sikap tegas.

"Bupati harus berani bersikap. Kalau memang ada izin, ya penuhi dong hak-hak masyarakat. Kalau tidak berizin, Bupati harus berani menghentikan aktivitas penambangan pasir besi," kata Muhlis yang juga Ketua Umum DPP Himpunan Generasi Muda Madura.


Sumber 
Read More

Lingkungan Pengendapan Batuan Sedimen


Lingkungan pengendapan adalah suatu daerah di permukaan bumi dimana terdapat sesuatu bahan yang terendapkan atau terdapat suatu deposit. Lingkungan pengendapan dapat dibedakan dengan daerah sekitarnya berdasarkan karakteristik biologi, kimia, dan fisiknya. Terdapat beberapa tipe lingkungan pengendapan yang ada di bumi sekarang.




A. Lingkungan pengendapan daratan
Kumpulan dari berbagai lingkungan pengendapan yang ada di darat.



Gambar 1. Lingkungan pengendapan sedimen di darat.



1. Kipas Aluvial (Alluvial fans): endapan menyerupai kipas yang terbentuk di kaki gunung. Alluvial fans umum berada di daerah kering sampai semi-kering dimana curah hujan jarang tetapi deras, dan laju erosi besar. Endapan alluvial fankhas akan kwarsa, pasir dan gravel bersorting buruk.


 Gambar 2. Aluvial fan, western US


2. Lingkungan Fluvial (Fluvial Environments): mencakup braided river, sungai bermeander, dan jeram. Saluran-saluran sungai, ambang sungai, tanggul, dan dataran-dataran banjir adalah bagian dari lingkungan fluvial. Endapan di saluran-saluran sungai terdiri dari kwarsa, gravel dengan kebundaran baik, dan pasir. Ambang sungai terbentuk dari gravel atau pasir, tanggul-tanggul terbuat dari pasir berbutir halus ataupun lanau. Sementara, dataran-dataran banjir ditutupi oleh lempung dan lanau.

Gambar 3. Sungai tipe Meander


3. Lacustrine environments(danau): mempunyai karakteristik yang bermacam-macam; besar atau kecil, dangkal atau dalam; diisi oleh sedimen evaporit, karbonatan, atau terrigeneous. Sedimen berbutir halus dan bahan organic yang mengendap pada beberapa danau menghasilkan serpih berlapis yang mengandung minyak.

4. Gurun (Aeolian or aolian environments): biasanya berupa daerah luas dengan bukit-bukit dari endapan pasir. Endapan pasir mempunyai sorting yang baik, kebundaran yang baik, cross-bedded tanpa adanya asosiasi dengan gravel atau lempung.  

5. Rawa (Paludal environments): air yang diam dengan tumbuhan hidup didalamnya. Terdapat endapan batu bara.



B. Lingkungan pengendapan transisi


Lingkungan pengendapan transisi adalah semua lingkungan pengendapan yang berada atau dekat pada daerah peralihan darat dengan laut.



Gambar 4. Lingkungan Pengendapan Transisi

1. Delta: endapan berbentuk kipas, terbentuk ketika sungai mengaliri badan air yang diam seperti laut atau danau. Pasir adalah endapan yang paling umum ditemui.



Gambar 4. Lingkungan pengendapan delta

2. . Pantai dan barrier islands: didominasi oleh pasir dengan fauna marine. Barrier islands terpisah dari pulau utama oleh lagoon. Umumnya berasosiasi dengan endapan tidal flat.

Gambar 5. Lingkungan pengendapan pantai

3. Lagoons: badan dari air yang menuju darat dari barrier islands. Lagoons dilindungi dari gelombang laut yang merusak oleh barrier islands dan mengandung sediment berbutir lebih halus dibandingkan dengan yang ada di pantai (biasanya lanau dan lumpur). Lagoons juga hadir di balik reef atau berada di pusat atoll.

4. Tidal flats: membatasi lagoons, secara periodik mengalami pasang surut (biasanya 2 kali sehari), mempunyai relief yang rendah, dipotong oleh saluran  yang bermeander. Terdiri dari lapisan-lapisan lempung, lanau, pasir halus. Stromatolit dapat hadir jika kondisi memungkinkan.


Gambar 5. Lingkungan pengendapan pasang surut

C. Lingkungan pengendapan laut

Lingkungan pengendapan laut adalah semua lingkungan pengendapan yang berada di laut atau samudera.

1. Reefs: tahan terhadap gelombang, strukturnya terbentuk dari kerangka berbahan calcareous dari organisme seperti koral dan beberapa jenis alga. Kebanyakan reef zaman resen berada pada laut yang hangat, dangkal, jernih, laut tropis, dengan koordinat antara garis lintang 30oN dan 30oS. Cahaya matahari diperlukan untuk pertumbuhan reef.
Gambar 6. Lingkungan pengendapan terumbu karang


2. Continental shelf: terletak pada tepi kontinen, relative datar (slope < 0.1o), dangkal (kedalaman kurang dari 200 m), lebarnya mampu mencapai beberapa ratus meter. Continental shelf ditutupi oleh pasir, lumpur, dan lanau.

3. Continental slope dan continental rise: terletak pada dasar laut dari continental shelf. Continental slope adalah bagian paling curam pada tepi kontinen. Continental slope melewati dasar laut menuju continental rise, yang punya kemiringan yang lebih landai. Continental rise adalah pusat pengendapan sedimen yang tebal akibat dari arus turbidity.

4. Abyssal plain: merupakan lantai dasar samudera. Pada dasarnya datar dan dilapisi oleh very fine-grained sediment, tersusun terutama oleh lempung dan sel-sel organisme mikroskopis seperti foraminifera, radiolarians, dan diatom.



Gambar 7. Lingkungan pengendapan laut
    
Read More