Selasa, 15 Oktober 2013

Gas CBM pertama indonesia siap untuk diproduksi

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Hadi Prasetyo mengatakan hari rabu, Virginia Indonesia Co. (VICO) yang mengoperasikan blok Sanga-Sanga, akan menyuplai CBM pembangkit listrik tenaga gas di Sangatta, Kalimantan TImur.

Pembangkit Listrik Sangatta dimiliki oleh PLN. Pembangunannya selesai akhir tahun 2012.
VICO, joint venture antara perusahaan besar Inggris dan Italia, BP dan ENI, akan menyuplai setengah juta Standar Kaki Kubik per Hari (mmscfd) CBM dari 15 sumur di blok Sanga-Sanga.
Pembangkit listrik tersebut mampu menghasilkan listrik antara 2-4 megawatts.


"Pembangkit listrik tenaga CBM akan menyediakan listrik bagi sekitar 4000 rumah tangga di wilayah sekitarnya." menurut Hadi saat rapat antara regulator dan eksekutif VICO Indonesia di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Dengan menyuplai CBM ke pembangkit listrik tersebut berarti VICO akan memaksimalkan proses dewatering dari sumur-sumurnya.

Produksi CBM di Indonesia masih sangat rendah karena sebagai besar proyek-proyek masih dalam tahap eksplorasi atau proses dewatering.
Humas VICO Indonesia Lies Tjokro dalam sela-sela rapat mengatakan perusahaannya akan terus mengevaluasi cadangan-cadangan CBM di blok Sanga-Sanga selama tiga tahun ke depan dan terus menyuplai gas ke pembangkit tenaga listrik tersebut.
"Saya belum bisa mengkonfirmasi berapa banyak CBM yang dapat diproduksi di tahun-tahun ke depan karena kami masih butuh tiga tahun untuk mengkaji sebelum mengirimkan rencana pengembangan ke SKK Migas," menurutnya.

Blok Sanga-Sanga, yang dioperasikan VICO, menyediakan gas konvensional ke PLTG Bontang.
Kontrak Kerja Sama Blok Sangatta berakhir tahun 2018 namun, menurut SKK Migas, belum ada proposal dari operator sekarang untuk memperpanjangnya.
CBM merupakan gas natural yang diekstraksi dari batu bara dan salah satu sumber energi baru di negara-negara seperti Kanada dan AS. Gas yang terkandung dalam CBM sebagian besar Metana dan Etana, Nitrogen, Karbon DIoksida dan beberapa jenis gas lainnya. Elemen intrinsik dari jenis batu bara tersebut menentukan jumlah gas yang dapat dihasilkan.
Cadangan CBM Indonesia diperkirakan sekitar 453 juta kaki kubik (cubic feet), yang banyak terdapat di Sumatera dan Kalimantan.

Saat ini Indonesia, yang keluar dari OPEC tahun 2008 setelah menjadi importir bersih minyak, bersandar pada bahan bakar fosil dan bersubsidi untuk menggerakan banyak pembangkit listrik dan sedang beralih dari sumber energi tradisional seperti batu bara sebagai pembangkit listrik dan juga mengembangkan sumber energi alternatif.
CBM dan pembangit listrik tenaga panas bumi adalah hasil pengembangan terkini namun belum menunjukan banyak kemajuan.
Perusahaan-perusahaan lain juga sedang mengembangkan energi berbasis CBM, termasuk BUMN yang bergerak di sektor energi, PT Pertamina dan perusahaan publik PT Medco Energy International.

sumber :
http://www.thejakartapost.com/news/2013/03/21/first-cbm-fired-power-plant-start-operation-soon.html
Read More