Selasa, 25 Maret 2014

Potensi Kebencanaan Di Malang Raya

Bencana merupakan hasil interaksi alam dengan manusia. Ketika peristiwa geologi tidak mempengaruhi dan merugikan manusia maka hal tersebut dengan kegiatan alam biasa. Sedangkan peristiwa geologi yang mengakibatkan kerugian bagi manusia disebut bencana alam. Peristiwa geologi ini tidak dapat kita cegah atau tunda tapi hanya dapat kita hindari dan antisipasi sebelum terjadinya peristiwa geologi tersebut. Ilmu ini dinamakan dengan mitigasi bencana. Mitigasi bencana yang baik akan menghasilkan korban dan kerugian yang kecil. Sehingga diperlukan pengetahuan dan pemahaman mitigasi bencana yang baik di masyarakat.
Malang Raya yang terletak di Provinsi Jawa timur selain memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa juga menyimpan potensi bencana geologi. Berbagai potensi bencana mengancam di daerah Malang Raya.
Secara umum geologi daerah malang raya dikelilingi gunung berapi di timur dan baratnya. sedangkan di bagian selatan terdiri dari perbukitan berumur tersier dan laut indonesia selatan. Berbagai kondisi ini mempunyai potensi kebencanaan antara lain :

1. Erupsi Gunung Berapi


Gunung Bromo pada Senin 29 November 2010, diabadikan dari Cemorolawang, Probolinggo. Nampak kolom asap letusan dengan hujan debu mengarah ke Gunung Batok disebelahnya. Sumber : Kompas, 2010 (sumber)

Dikelilingi gunung berapi malang raya rawan terkena erupsi gunung berapi. Di bagian timur terdapat 2 gunung berapi yang aktif yaitu Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Sedangkan di Bagian Barat terdapat Gunung Kawi, Gunung Arjuna, dan Gunung Welirang untungnya ke 3 gunung ini tidak terlalu aktif letusan terakhir gunung arjuna-welirang terjadi di tahun 1952 sampai saat ini gunung tersebut belum menunjukkan aktifitas yang berbahaya. Malah Gunung yang rawan sekali yaitu Gunung Kelud yang terletak di Kabupaten Kediri. Berdasarkan sejarah Gunung Kelud ini yang paling sering terjadi erupsi dan menghancurkan rumah dan bangunan penduduk. Selain dampak letusan langsung daerah Malang Raya juga rawan terhadap banjir lahar yang terjadi setelah letusan gunung api. Banjir lahar ini membawa material hasil erupsi dan melewati sungai yang ada di malang terutama pasir dan lumpur yang bercampur dengan air hujan. Daerah di bagian timur yang perlu diwaspadai antara lain Tumpang , Poncokusumo, Wajak di bagian timur. Sedangkan di bagian barat kecamatan Ngantang, Pujon, Kasembon, dan Kota Batu.

Foto Puncak Gunung Semeru diambil di Kalimati (dok. pribadi)





Foto aliran lahar Gunung Kelud (Sumber)

2. Potensi Tanah Longsor

Daerah Malang Raya yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan merupakan daerah yang rawan terjadi pergerakan tanah. Pada daerah Gunung Berapi pergerakan tanah longsor diakibatkan oleh material endapan gunung berapi yang belum terkonsolidasi dengan baik dan telah terjadi pelapukan yang intensif sehingga memudahkan terjadi longsor. Selain berdasarkan litologi pergerakan tanah ini juga diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dan pergerakan struktur geologi berupa sesar dan lipatan. Pada daerah pegunungan penebangan dan perubahan fungsi hutan merupakan salah satu penyebab utama selain kondisi geologi. Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanah jenuh dengan air sehingga memudahkan terjadinya pergerakan tanah/longsor. 


Longsor yang terjadi di Kecamatan Pujon , Kabupaten Malang (Sumber)

Daerah yang rawan terjadi pergerakan tanah antara lain kecamatan Pujon, Ngantang, Selorejo, Tumpang, Wajak, Puncokusumo, Pakis, Wonosaari, Sumbermanjing Wetan , Donomulyo, Gedangan, Sumber Pucung, Ampelgading, Tirtoyudo. Daerah ini perlu diwaspadai saat terjadi musim penghujan. Selain potensi banjir bandang juga berupa pergerakan tanah.

3. Banjir Bandang

Walaupun terletak di dataran tinggi wilayah malang termasuk rawan terjadi banjir bandang. Banjir bandang ini disebabkan oleh tingginya curah hujan dan kurangnya daerah serapan di puncak gunung/bukit. Sehingga air hujan melaju di permukaan membuat sungai meluap. Banjir bandang ini diduga akibatnya kurangnya hutan sebagai daerah resapan air. Oleh karena itu perlu ada daerah yang diperuntukkan sebagi hutan lindung, agar daerah bawah / pemukiman aman dari terjangan banjir bandang. Salah satu daerah yang pernah terkena dan rawan terjadinya banjir bandang adalah desa sitiarjo , kecamatan sumbermanjing wetan, kabupaten malang.

Bangunan Gereja di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang yang terkena dampak terjangan banjir bandang (Sumber)

Banjir ini terjadi di tahun 2013. Banjir yang disebabkan meluapnya air sungai Penguluran akibat hujan deras ini merendam 645 rumah, puluhan diantaranya rusak dan satu orang meninggal dunia terseret arus air. 800 keluarga menjadi korban derasnya air, ratusan hektar sawah padi rusak dan ratusan kebun porak poranda serta ratusan hewan ternak lenyap.

Sungai Penguluran di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang (sumber)

Selain daerah malang selatan banjir bandang berpotensi terjadi di daerah pegunungan seperti Kecamatan Pujon , Ngantang, Kota Batu, Poncokusumo, dan Tumpang.
Selain Banjir bandang daerah malang juga terjadi banjir terumata daerah yang dilewati DAS Brantas. Kota Malang juga tidak lepas dari persoalan banjir. Walaupun terletak di ketinggian kota malang juga terkena banjir. Banjir ini disebabkan oleh drainese yang buntu dan tidak dirawat dengan baik, sehingga mengakibatkan terjadi genangan air di jalan dan pemukiman. berikut ini daerah yang sering terjadinya genangan banjir di kota malang :
Kasi Drainase DPU PPB Kota Malang, Darsono, mengatakan, saat ini, ada lima titik wilayah di Kota Malang yang rawan banjir. Antara lain, di Jalan Letjend Sutoyo, Jalan S Parman, dan Ciliwung. Jumlah itu sudah berkurang jika dibandingkan sebelumnya. Pada 2012 ada 22 titik rawan banjir, lalu berkurang tinggal 12 titik. Pada akhir 2013 lalu sudah berkurang lagi tinggal lima titik," katanya. Ia menjelaskan, wilayah rawan banjir seperti di Jalan Ijen dan Jalan Bondowoso, sudah dapat tanggulangi dengan pembangunan drainase. "Tahun ini kami akan melakukan pembangunan drainase lagi untuk mengatasi banjir," ujarnya.Perlu diketahui, Pemkot Malang menganggarkan biaya pengerjaan drainase Rp 48 miliar dalam APBD 2014.Pembangunan drainase itu diharapkan dapat mengatasi banjir di wilayah Kota Malang. Ada 68 titik drainase yang akan diperbaiki pada 2014. Antara lain, di Jalan Sulawesi, Jalan Halmahera, Jalan Suropati, dan Jalan Supriadi.

4. Gempa Bumi
Indonesia yang terletak pada 3 lempeng  tektonik yang aktif tidak dapat dihindari akan mengakibatkan pergerakan lempeng. Hasil pergerakan lempeng ini dapat berupa pelepasan energi salah satunya yaitu gempa bumi. Malang raya berbatasan dengan laut indonesia bagian selatan yang berada pada batas lempeng IndoAustralia dan Lempeng Eurasia. Hasil dari tumbukan ini berupa palung subduksi di selatan jawa yang memanjang dari ujungkulon (Jawa Barat) hingga ujung timur nusa tenggara. Hasil subduksi ini mengakibatkan sepanjang daerah ini rawan terjadi gempa bumi akibat subduksi lempeng tersebut. Selain gempa tektonik Malang Raya juga berpotensi terkena gempa Vulkanik akibat aktifitas gunung berapi di sekitarnya. Gempa Vulkanik ini biasanya tidak terlalu bahaya bila dibandingkan gempa tektonik. Karena biasanya diikuti dengan aktifitas magma sehingga dapat diprediksi bila dibandingkan gempa tektonik yang terjadi tiba - tiba.
Daerah yang berpotensi terkena dampak dari gempa ini antara lain sepanjang bagian selatan  malang raya, Daerah dengan kondisi geologi permukaan berupa endapan kuarter gunung api, endapan aluvial dan pantai dan batuan tersier yang telah mengalami pelapukan secara intensif. Daerah ini merupakan daerah yang rawan terkena dampak dari gempa bumi selain karena dekat dengan sumber gempa juga pondasi yang lunak mengakibatkan intensitas gempa akan meningkat. Selain itu adanya sesar aktif di sekitar daerah tersebut juga dapat menimbulkan dampak yang lebih besar.

Masjid Baiturohman yang ambruk akibat gempa bumi di RT2 RW 10 Dusun/Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang yang ambruk bagian atapnya akibat gempa bumi dengan kekuatan 5,8 Skala Richter, Senin (8/7/2013)

Berikut ini 2 gempa terakhir yang terjadi di dekat Malang ;
1. Gempa berkekuatan 5,4 Skala Richter (SR) terjadi di Malang, Jawa Timur Minggu (9/3/2014)gempa terjadi pada pukul 20.42 WIB dengan kedalaman 10 kilometer Posisi gempa berada di 115 km tenggara Kabupaten Malang.

2. Gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter (SR) terjadi di Malang, Jawa Timur Senin (8/7/2013)gempa terjadi pada pukul 9.13 WIB dengan kedalaman 10 kilometer Posisi gempa berada di  tenggara Kabupaten Malang.
Lokasi terjadi gempa bumi di Malang 9 Maret 2014 pukul 20:38;28 WIB.(Sumber)

Selain itu catatan gempa yang pernah terjadi di malang yang tercatat antara lain :

Sekitar tahun 1958, lindu hebat hingga skala intensitas VII-VIII MMI mengguncang Malang. Data mencatat, ada 8 korban jiwa kala itu.Selanjutnya, pada 1967 gempa kembali mengobrak-abrik kota apel tersebut. Bahkan kejadian ini kali, terekam hingga skala intensitas VII-IX MMI. Menurut data, 14 orang tewas, 72 luka-luka dan 1.539 rumah rusak berat. Kerusakan terparah terjadi di Kecamatan Dampit 1.539 rumah rusak, 14 orang tewas, 72 orang luka-luka. Kedua di wilayah Kecamatan Gondanglegi 9 orang tewas, 49 orang luka-luka, dan 119 bangunan roboh, 402 retak serta 5 masjid rusak

Daerah malang raya yang rawan terjadinya bencana gempa bumi meliputi  Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Turen, Bantur, Tirtoyudo , Sumberpucung ,Dampit, Gondanglegi hingga Donomulyo. Selain daerah yang berbukit daerah malang selatan juga terdapat sesar yang memotong batuan tersier. sehingga menjadi rawan gempa bumi.

5. Tsunami

Tsunami adalah salah satu bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa. Tsunami berasal dari kata jepang yang berarti tsu : pelabuhan sedangkan nami berarti : gelombang. Sehingga dapat diartikan sebagai gelombang yang menerjang pelabuhan. Tsunami dapat disebabkan berbagai hal antara lain aktivitas gunung api bawah laut, longsoran tanah di bawah laut , dan gempa tektonik di laut. Salah satu Tsunami yang terbesar di dunia yaitu gempa tsunami Aceh 2004 dan gempa tsunami Sendai Jepang 2011. 

Malang sendiri di bagian selatan berbatasan dengan laut indonesia dan memiliki zona subduksi yang dapat berpotensi mengakibatkan terjadinya tsunami. Secara sejarah bencana geologi daerah pulau jawa pernah dilanda Tsunami antara lain :

  1. Banyuwangi (Jawa Timur) 3/6/1994 Gempa terjadi di Banyuwangi dengan kekuatan gempa mencapai 7 skala Richter dan skala intensitas gempa VIII MMI. Akibat gempa menimbulkan bencana di Rajegwesi, Gerangan, Lampon, Pancer, Pulau Sempu, Grajagan, Pulau Merah, Teluk Hijau, Sukamade, Watu Ulo, Teluk Sipelori dan Teluk Tambakan. Efek tsunami mencapai pantai Banyuwangi, Jember, Malang, Blitar, Tulung Agung, Trenggalek & Pacitan
  2. Pangandaran (Jawa Barat) Gempa dan Tsunami 17 Juli 2006 gempa bumi yang terjadi di kawasan pantai Pangandaran tersebut terjadi pada pukul 15.19 berkekuatan 6,8 Skala Richter (SR). Pusat gempa tepatnya berada di sebelah selatan Pameungpeuk dengan jarak sekitar 150 km, dan merupakan zona pertemuan dua lempeng benua Indo-Australia dan Eurasia pada kedalaman kurang dari 30 km Gempa bumi juga menyebabkan terjadinya gelombang tsunami yang menerjang pantai selatan Jawa Barat, seperti Cilauteureun, Kab. Garut, Cipatujah, Kab. Tasikmalaya, Pangandaran, Kabupaten Ciamis, pantai selatan Cianjur dan Sukabumi. Bahkan, gelombang tsunami juga menerjang Pantai Cilacap dan Kebumen, Jawa Tengah, serta pantai selatan Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Gempa yang diiringi tsunami ini menelan korban ratusan jiwa, ratusan lainnya mengalami cedera, dan puluhan jiwa dinyatakan hilang.  Ratusan rumah mulai dari sepanjang Pantai Krapyak, Kalipucang, Parigi, Cipatujah, dan Kabupaten Tasikmalaya hancur. Demikian pula, hotel-hotel di sepanjang objek wisata pantai barat Pangandaran. 
Dampak Tsunami Pangandaran 2006 (Sumber)

2 contoh gempa dan tsunami ini yang terjadi dan sempat tercatat oleh sejarah. Selain dari itu potensi bencana Stunami di jawa belum pernah tercatatt secara baik  Malang yang terletak di dekat zona gempa juga rawan terjadi Tsunami baik yang berasal dari aktifitas terdekat atau dari daerah lain. Seperti halnya gempa Aceh 2004 yang sampai berdampak di India , Thailand, Sri Lanka, Maladewa dan sebagian Afrika. Oleh karena itu walau bukan di dekat pusat epicentrum gempa tsunami dapat menjalar hingga ratusan kilometer. Daerah yang rawan terutama daerah yang memiliki teluk di bagian pantainya. Teluk ini dapat menambah besar kerusakan akibat energi gelombang terpusat di teluk - teluk tersebut.

 Daerah Malang yang rawan terjadi Tsunami antara lain Pantai Sipelot (Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo), Sendang Biru (Desa Sitiarjo ,Kecamatan Sumbermanjing Wetan), Pantai Pasir Tambakrejo (Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing wetan), Teluk Tambakan (Desa Tambaksari , Kecamatan Sumbermanjing Wetan), Teluk Lenggoksono (Desa Purwodadi , Kecamatan Tirtoyudo), Desa Tegalrejo (Kecamatan Ampelgading),   Teluk Wonorogo (Desa Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan), Teluk Kondang Merak ( Desa Sumberbening , Kecamatan Bantur), Pantai Balekambang, Pantai Ngliyep (Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo).

Pantai Sipelot yang diapit 2 bukit menjadikan daerah ini rawan terkena dampak Tsunami (dok. pribadi). 

 Dari berbagai daerah yang berpontensi sebagai daerah rawan tsunami sebaiknya pemerintah daerah mensosialisasikan tentang bahaya dan potensi tsunami. Selain itu dibutuhkan early warning system bagi penduduk di sekitar tempat tersebut karena sebagian besar daerah tersebut merupakan tempat wisata si malang selatan. Pengetahuan dan antisipasi yang baik dapat meminimalkan jumlah korban dan kerugian akibat bencana.






Read More

Minggu, 16 Maret 2014

Stratigrafi Regional Karanganyar , Jawa Tengah


Stratigrafi daerah penelitian telah banyak ditulis oleh peneliti terdahulu (Djuri dkk.,  1996). Stratigrafi daerah ini tersusun oleh batuan yang berumur dari Tersier hingga Kuarter, yang terdiri atas Formasi Rambatan; Formasi Halang; batuan terobosan; Formasi Kumbang; Formasi Tapak; Formasi Kalibiuk; Anggota Atas dan Bawah; Formasi Ligung; Satuan Tuff; Satuan Lava Andesit; Satuan Klastika Gunungapi, Satuan Batuan Hasil Gunungapi Tak Terpisahkan, dan satuan yang dianggap sebagai satuan paling muda adalah Endapam Danau dan Satuan aluvial





Batuan Terobosan

Batuan ini terdiri profir mikrodiorit yang berwarna ciklat berbintik coklat tua dan hitam, pejal, lapuk, bertekstur holokristalin subdiabas porfirit dengan fenokris feldspar dan mineral-mineral femis yang sebagian telah lapuk sehingga terbentuk rongga-rongga. Batuan terobosan ini juga terdiri dari diorit yang berbutir sedang-kasar. Menurut Djuri dkk. (1996), batuan terobosan ini berumur Miosen Akhir.

Formasi Rambatan
Formasi Rambatan ini terdiri dari serpih, napal dan batupasir gampingan. Napal berselang-seling dengan batu pasir gampingan berwarna kelabu muda. Banyak dijumpai lapisan tipis klasit yang tegak lurus dengan kemiringan lapisan. Banyak mengandung foraminifera kecil. Tebal lapisan sekiar 300 meter. Menurut Djuri dkk. (1996), Formasi Rambatan ini berumur Miosen Tengah dan diendapkan pada lingkungan dengan mekanisme arus turbidit sistem kipas bawah laut (Kertanegara dkk., 1987). Diatasnya diendapkan secara selaras Formasi Halang, tetapi setempat menjemari (Kertanegara dkk., 1987).

Formasi Halang
Formasi ini terdiri dari batupasir, andesit, konglomerat tufan dan napal yang bersisipan batupasir andesit. Terdapat bekas jejak cacing pada bagian atas lapisan batupasir. Formasi ini mengandung foraminifera kecil yang menunjukan umur Miosen Atas (Condon dkk., 1975 op.cit. Santoso dan Murtolo, 1994). Formasi ini memiliki umur Miosen Tengah –Miosen Akhir (Djuri dkk., 1996). Formasi ini memiliki ketebalan 300-500m dan diendapkan dalam mekanisme arus turbidit pada sistem kipas bawah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan volkanisme (Kertanegara dkk., 1987). Diatasnya diendapkan secara tidak selaras Formasi Kumbang.

Formasi Kumbang
Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari breksi dengan komponen yang menyudut, ditemukan lapisan lava andesit, sedangkan diatasnya terdiri dari tuf yang berselang-seling dengan breksi dan batupasir tufan. Formasi ini berumur Miosen Tengah (Djuri dkk., 1996) dan memiliki ketebalan mencapai 750 m.

Formasi Tapak
Batuan penyusun formasi ini berupa batupasir kasar berwarna kehijauan dan konglomerat, setempat dijumpai breksi. Dibagain atasnya terdiri atas batupasir gampingan dan napal berwarna hijau yang mengandung pecahan moluska. Formasi Tapak mengandung dua anggota, yaitu Anggota Breksi dan Anggota Batugamping. Anggota Breksi terdiri dari breksi gunungapi dengan massadasar batupasir tufan, di beberapa tempat terdapat kalsit yang mengisi celah-celah. Anggota Batugamping terdiri atas lensa-lensa berwarna kelabu kekuningan, tidak berlapis. Formasi ini memiliki ketebalan 500 m, memiliki umur Miosen Tengah-Pliosen Awal (Djuri dkk., 1996), diendapkan secara tidak selaras diatas Foramsi Kumbang dan diendapkan pada lingkungan laut dangkal-laut dalam (Kertanegara dkk., 1987). Diatasnya diendapkan selaras Formasi Kalibiuk.

Formasi Kalibiuk
Formasi ini tersusun oleh napal lempungan bersisipan batupasir, kaya akan moluska. Formasi Tapak dan Kalibiuk setara dengan Bodas Series (Neritic Molasse Facies) terdiri dari batugamping napalan dengan komposisi batugamping terdiri dari koral dan moluska. Bagian atas dari batugamping terdiri dari napal kelabu yang mengandung moluska dan menjadi sisipan pada lapisan batupasir, tuf kasar, dan pada bagian bawah terdapat sisipan breksi andesit. Umur dari formasi ini diperkirakan Pliosen Akhir dengan tebal sekitar 175 meter (Djuri dkk., 1996).

Formasi Ligung
Formasi Ligung terdiri dari Anggota Atas dan Anggota Bawah. Anggota bawah Formasi Ligung terdiri dari lempung tufan, batupasir tufan berlapis silang-siur, konglomerat dan lignit; mengandung sisa tumbuhan. Anggota Atas Formasi Ligung terdiri dari aglomerat andesit, breksi dan tuff kelabu. Formasi Ligung terbentuk dalam peralihan darat ketika terjadi pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Umur dari Formasi ini Pliosen Akhir-Plistosen Awal (Djuri dkk., 1996).

Satuan Tuff
Satuan ini terdiri dari perlapisan batupasir tufan berlapis, pasir tuf, konglomerat dan breksi tufan.

Satuan Lava Andesit dab Batuan Klastika Gunungapi
Satuan batuan ini terdiri dari lava andesit hipersten, setempat mengandung hornblenda dan basal olivin. Selain itu juga terdapat aliran lava dan beberapa breksi piroklastika dan lahar.

Hasil Gunungapi Tak Terpisahkan
Satuan ini terdiri dari atas breksi, lava, lapili dan tuf yang berasal dari Gunung Slamet dan beberapa pusat erupsi disebelah baratnya. Selain itu terdapat pula aliran lava andesitan berongga

Satuan Aluvial
Satuan ini terdiri atas lanau, pasir, kerikil, kerakal dengan tebal kurang dari 150 m.


Gambar. Stratigrafi  Geologi Karanganyar



 
Read More