Jumat, 02 Mei 2014

Geologi Cekungan Kau Bay (Halmahera - Maluku Utara)

Geologi Regional Cekungan Kau Bay (Halmahera , Malaku Utara)


Nama cekungan polyhistory               : Paleogene Oceanic Fracture - Neogene  Back Arc Basin

Klasifikasi cekungan                           : Cekungan Sedimen Dengan Status Belum Ada Penemuan Hidrokarbon


Cekungan Kau Bay merupakan salah satu cekungan dikawasan timur Indonesia. Lokasinya berada disebelah utara Pulau Halmahera, pada koordinat 128° - 129° BT dan 2.5° - 1° LU.


Lokasi Cekungan Kau Bay
Cekungan ini menempati wilayah perairan dan sebagian kecil menempati wilayah daratan di utara Pulau Halmahera. Luas total cekungannya sekitar 7.621 km2, dengan luas daratan 975 km2 dan luas lautan 6.646 km2. Batuan dasar cekungan berumur Jurasik, ketebalan sedimennya 1 – 3 km dan kedalaman cekungan 0 – 3.000 m
Peta Anomali Gaya Berat Cekungan Kau Bay
Geometri cekungan berbentuk ireguler memanjang dengan arah timurlaut - baratdaya. Sebelah utara cekungan dibatasi oleh tinggian Morotai, disebelah timur dibatasi oleh Samudera Pasifik, sedangkan sebelah barat dan selatan cekungan dibatasi oleh tinggian Pulau Halmahera. Peta anomali gaya berat menunjukan kontras densitas yang dapat dijadikan batas cekungan 

Tektonik Regional


Pulau Halmahera terletak pada komplek tektonik dimana terdapat tiga lempeng utama yang saling berinteraksi. Lempeng-lempeng tersebut terdiri dari Lempeng Laut Filipina, Lempeng Australia, dan Lempeng Eurasia . Dibagian timur laut, Lempeng Laut Filipina bergerak kearah barat. Kemungkinan pusat pemekaran berada di daerah Palung Ayu yang disubdusikan dibawah Halmahera bagian utara, sepanjang jalur pemekaran Palung Filipina di bagian tenggara.

Peta Tektonik Pulau Halmahera

Lempeng Australia yang berada di sebelah selatan bergerak kearah timurlaut. Pergerakan ini mengarah ke Sesar Sorong yang merupakan batas sebelah selatan wilayah Halmahera. Sesar Sorong sendiri merupakan sesar geser mengarah mengiri.
Selama terjadinya proses tumbukan antara Lempeng Australia bagian utara dengan Lempeng Laut Filipina, fragmen-fragmen dari lempeng benua terbagi-bagi dan bergerak sepanjang Sesar Sorong di bagian barat. Batugamping autochtonous Miosen dari Lempeng Australia, kemungkinan diendapkan di lingkungan pemekaran cekungan, yang terbawa dan terbentuk pada pembentukan Cekungan Weda dan Cekungan Tomori di bagian barat. Posisi tektonik dari cekungan selama proses tersebut adalah pada busur belakang dengan lokasi busur magmatik berada pada lengan bagian barat.

Lebih lanjut deformasi sesar mendatar berhubungan dengan zona aktif Sesar Sorong dan ini berhubungan dengan splay yang merupakan suatu sesar berpasangan. Kondisi tersebut mungkin menyebabkan pembukaan dari busur belakang seperti sebuah pull apart basin. Sejarah stratigrafi Halmahera merupakan hasil dari patahan dan pengangkatan sedimen-sedimen hasil fluktuasi genang laut. Sedimen-sedimen tersebut berpotensi sebagai batuan induk, reservoir, dan batuan penutup, yang penting dalam pembentukan dan penjebakan hidrokarbon.

Sedimentasi dan Stratigrafi

Stratigrafi Cekungan Kau Bay diendapkan diatas batuan dasar berumur Jurasik. Litologi batuan dasarnya terdiri dari ofiolit. Sedimentasi cekungan ini diawali dengan pengendapan secara tidak selaras batugamping Formasi Gau pada umur Kapur; batuannya terdiri atas endapan batupasir dan batugamping. Diatas batugamping Formasi Gau diendapkan breksi Formasi Dodogo berumur Paleosen.



Peta Geologi Pulau Halmahera
Pada umur Eosen Awal diatas Formasi Dodogo diendapkan Formasi Paniti. Formasi Paniti ini memiliki endapan berupa batupasir konglomeratan, batulanau, batulempung, batugamping, dan dijumpai pula endapan batubara. Diperkirakan formasi ini diendapkan pada lingkungan laut dangkal.
Pada umur Eosen Tengah di Cekungan Kau Bay diendapkan napal Formasi Onof. Kemudian pada Awal Miosen diendapkan secara tidak selaras Formasi Jawali dengan endapannya berupa konglomerat; konglomerat Formasi Jawali berasal dari daerah fluvial. Formasi Subaim diendapkan diatas Formasi Jawali pada umur Miosen Awal – Miosen Tengah. Formasi ini terdiri dari endapan batugamping masif dan perlapisan batugamping koral. Lingkungan paparan laut dangkal menjadi tempat pengendapan formasi ini.
Diatas Formasi Subaim diendapkan Formasi Soolat pada umur Pliosen. Formasi ini terdiri dari endapan batulempung gampingan dan perlapisan batugamping yang pada tempat-tempat tertentu dijumpai berlapis dengan batupasir dan konglomerat.


Stratigrafi Cekungan Kau bay

Batugamping Formasi Wasile diendapkan pada umur Pliosen. Formasi ini diendapkan selaras diatas Formasi Soolat, dengan batuannya berupa batupasir turbidit dan terdapat pula konglomerat yang menggambarkan bagian dari suatu prograding kipas bawah laut. Pada umur Pleistosen pada Cekungan Halmahera ini diendapkan batugamping terumbu, dan kemudian diendapkan endapan alluvial pada umur Holosen.
Sistem Petroleum
Dalam mempelajari suatu cekungan sangatlah penting untuk diketahui sistem petroleum dari cekungan tersebut. Terbentuknya hidrokarbon di suatu cekungan dikontrol oleh beberapa faktor, tergantung posisinya terhadap batas lempeng. Dengan menggunakan analog dari Cekungan Salawati berikut adalah sistem petroleum untuk Cekungan Kau Bay. 

Batuan Induk 
Batuan induk yang potensial di daerah Kepala Burung diharapkan terbentuk di cekungan Halmahera Selatan. Dua interval batuan induk yang menghasilkan minyak di daerah Kepala Burung Papua berupa serpih pada Formasi Ainim yang memiliki kecenderungan untuk menghasilkan gas dan sedikit minyak. Batuan berumur Jura Awal-Tengah dari Formasi Yefbie yang ekivalen dengan Formasi Kopai dari Kelompok Lower Kembelangan yang mengindikasikan kecenderungan yang lebih banyak menghasilkan minyak dibanding dengan batuan induk Permian; serpihnya memiliki TOC 6,2 % berasal dari material sapropel yang dapat menghasilkan minyak dan gas. Batuan induk Tersier yang ada pada cekungan-cekungan di daerah Kepala Burung melibatkan Grup Upper Kembelangan (Paleosen-Eosen) yang mengandung TOC sekitar 0.6-1.2% yang berasal dari material sapropel dan cenderung menghasilkan minyak. 

Reservoir
Endapan-endapan Formasi Pre-Oha (Paleogen), Formasi Superak (Miosen), Formasi Dufuk (Miosen Akhir), Formasi Subaim (Miosen), dan Formasi Wasille (Pliosen). Batuan reservoirnya terdiri dari batupasir dan konglomerat - batupasir alas serta batugamping.

 Batuan Penyekat
 Serpih yang berasal dari Formasi Soolat, Formasi  Dufuk, Formasi  Akelamo ; intraformasi. 

Jebakan Petroleum
Jebakan hidrokarbon di Cekungan Halmahera Selatan adalah jebakan stratigrafi, struktur dan kombinasi keduanya yang terbentuk pada fase syn-rift dan tereaktivasi pada fase tektonik collision




DAFTAR PUSTAKA

Darman, Herman dan Sidi, Hasan, F., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan Ahli Geology Indonesia, Jakarta, hal 131-140.
Hall, Robert, 1999, History of Collision in the Halmahera Region, Indonesia,  Proceeding Indonesia Petroleum Association, 27th Annual Convention Proceedings.
Hamilton, W., 1979. Tectonics of the Indonesian Region: United States Geological Survey Professional Paper 1078.
Kartaadipura, Witoelar L., Ahmad, Zainal., dan Reymond, Andre., 1982, Deep-Sea Basin in Indonesia, Proceeding Indonesia Petroleum Association, 11th Annual Convention Proceedings, hal 53 – 81.
LEMIGAS, 2006, Kuantifikasi Sumberdaya Hidrokarbon, Volume II, Bab II Geologi Regional Indonesia Timur, LEMIGAS, Jakarta, hal 19-20.
Letouzey, Jean, Guignard, Jean, Clarens de Philippe, 1983, Structure of The North Banda-Molucca Area From Multichannel Seismic Reflection Data, Proceeding Indonesia Petroleum Association, 12th Annual Convention Proceedings, hal. 143 - 156.
PERTAMINA dan BEICIP FRANLAB, 1992, Global Geodynamics, Basin Classification and Exploration Play-types in Indonesia, Volume II, Halmahera Basin, PERTAMINA, Jakarta, hal 229 – 230.


EmoticonEmoticon