Gua Harimau di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) , Sumatera Selatan (Sumber)
Beberapa saat sebelum menemukan fosil pithecanthopus erectus thn 1891 di trinil , Ngawi jawa timur Eugene Dubois dokter belanda sempat menelusuri jejak manusia purba di Payakumbuh ,Sumatera. Walaupun tidak berhasil ditemukan karena hanya menemukan fosil fosil hewan.
Kekosongan jejak manusia di sumatera akhirnya terjawab ketika warga desa padang bindu , semidang aji, Ogan Komering Hulu, sumatera selatan menemukan kerangka manusia di goa harimau thn 2008. Setahun kemudian Pusat Arkeologi Nasional mengekskavasi goa tersebut dan menemukan kuburan massal Homo Sapiens.
Hingga ekskavasi ke 7 mei 2014 tim penelitian goa harimau telah mengekskavasi 78 individu homo sapiens. Selain itu ditemukan aneka peralatan seperti batu obsidian, alat tumbuk, dan logam. Goa harimau terletak di kawasan kars pegunungan bukit barisan, sumatera selatan. Dari sisi geologis tempat ini sangat cocok karena dekat sumber air, makanan, dan berada di lokasi tinggi sehingga bagus untuk pertahanan.
Akhir Mei 2014 tim peneliti mengandeng lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk meeliti DNA tulang homo sapiens goa harimau. Deputi Direktur Lembaga Biologi Molekuler Herawati Sudoyo bersama 2 orang stafnya mengambil langsung sampel tulang gigi dan tulang kering homo sapiens. Sampel diambil dari dua tulang itu karena kondisinya paling baik tulang gigi terlindungi email, sedangkan tulang kering yang panjang dan kompak lebih keras sehingga kondisi bagian dalam tulang tersebut masih bagus. Sampel dna kemudian diteliti urutannya dan dilihat motifnya apakah kerangka tersebut bersal dari umur pleistosen. Kalau belum menemukan hasil, sampel ini akan dikirim ke University of Caliornia Santa Cruz.
Menurut Herawati dna homo sapiens ini akan dicocokkan dengan dna masyarakat sekitar. Pada ekskavasi ke 6 pusat aplikasi teknologi isotop dan radiasi BATAN berhasil mengidentifikasi lapisan tanah berumur 14825 tahun di kedalaman 2 m yang menjadi lokasi tulang belulang ditemukan.
EmoticonEmoticon